Bank of Japan Ubah Kebijakan, IHSG Langsung Hijau

Kamis, 22 September 2016 – 07:30 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Perubahan kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ) membawa sentimen positif bersamaan dengan optimisme The Fed yang urung menaikkan suku bunga acuan di AS.

Bursa saham Asia pun menghijau. Tidak terkecuali indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menguat 40,099 poin (0,756 persen) ke level 5.342,592 pada penutupan perdagangan kemarin.

BACA JUGA: Pemerintah Pastikan Tambah Utang Rp 44 Triliun

Kemarin Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda memperkenalkan target suku bunga dengan tenor yang lebih panjang, yakni sepuluh tahun. Kebijakan tersebut langsung direspons positif oleh pasar global.       

Di bursa Jakarta, untuk kali pertama setelah hampir tiga pekan berada di posisi jual, investor asing mencatatkan pembelian bersih Rp 551,4 miliar kemarin.

BACA JUGA: TNI Wajib Dukung Program Tax Amnesty

Sejak awal tahun sampai kemarin, IHSG secara kumulatif menguat 16,32 persen atau tertinggi di dunia.

Bursa saham di Asia mayoritas menguat. Indeks Composite Shanghai (Tiongkok) naik 0,10 persen; indeks Hang Seng (Hong Kong) mendaki 0,59 persen; dan indeks Nikkei 225 (Jepang) melesat 1,91 persen. Sementara itu, indeks Straits Times (Singapura) turun 0,14 persen.

BACA JUGA: Barata Indonesia Gandeng Perusahaan Asal Amerika

”Mayoritas indeks saham di Asia menguat. Ada rasa optimistis setelah BOJ kembali pro dukungan untuk lembaga keuangan. BoJ lebih menahan diri untuk menurunkan kembali suku bunga negatif dan lebih fokus pada stimulus untuk mengendalikan kurva yield,” ungkap Research Analyst Reliance Securities Lanjar Nafi kemarin (21/09).

IHSG sempat bergerak melemah pada awal perdagangan kemarin bersamaan dengan bursa saham Asia lainnya.

Sebelumnya, sempat ada kekhawatiran bahwa bank sentral Jepang akan bersikap defensif untuk tidak terburu-buru kembali menurunkan tingkat suku bunga negatifnya.

Namun, setelah hasil rapat BoJ resmi diumumkan, bursa saham berbalik menguat. Head of Research Daewoo Securities Indonesia Taye Shim menuturkan, kerangka kebijakan baru BoJ mendapat perhatian besar pelaku pasar.

Selain hasil jangka pendek yang tidak berubah, hal baru dari kebijakan moneter di negeri Sakura adalah pergeseran kebijakan dari meningkatkan suplai uang menjadi menghasilkan manajemen kurva.

”Mereka memperkenalkan target hasil suku bunga tenor 10 tahun dan meninggalkan kebijakan pembelian aset (JPY 80 triliun per tahun). Tetapi, mereka akan memanfaatkan dengan cara yang berbeda sampai inflasi menyentuh target 2 persen,” jelasnya.

Hal tersebut lebih memberikan kepastian pada pasar global. Kebijakan baru BoJ itu juga bermuara pada satu pesan bahwa kurva yield akan lebih melangkah maju. (gen/c20/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menhub: Ini Memerlukan Waktu yang Terpanjang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler