Bank Sampah Akan Booming di Jakarta

Senin, 11 November 2013 – 05:41 WIB

jpnn.com - SOLIDARITAS Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) kemarin meresmikan Bank Sampah Tunas Mandiri di RW 04, Kelurahan Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur. Sistem bank sampah diyakini akan menjadi bagian solusi persoalan sampah DKI masa depan. Namun Pemprov DKI harus bersiap menjadi mitra kerja ketika bank sampah menjadi booming nantinya.

Peresmian dilakukan oleh anggota SIKIB, Yuliana Kambuaya yang juga istri Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya. Turut hadir Anggota Komisi E DPRD Jakarta, Dwi Rio Sambodo; Camat Matraman, Hari Nugroho; Lurah Pisangan Baru, Sri Ratnawati, Ketua RW setempat, Aang Radi. "Siapa bilang ini sampah, ini adalah uang," ungkap Yuliana saat memberikan sambutan dan merupakan satu-satunya anggota SIKIB yang bisa hadir di acara tersebut.

BACA JUGA: 112 Pedagang Kena SP

Yuliana juga menerima pemberian warga berupa tas jinjing dari bahan daur plastik bungkus kopi. Dia berjanji akan selalu membawa tas itu kemanapun dirinya pergi. Sebaliknya, Yuliana juga memberikan santunan yang diterima oleh Ketua Bank Sampah Tunas Mandiri, Trijono.

Di sela-sela acara, Trijono mengatakan gagasan pembuatan bank sampah berawal ketika pihak SIKB melalui Mobil Hijau bertandang ke Kelurahan Pisangan Baru. Di sana ada petugas dari SIKIB yang memberikan pelatihan gratis kepada perwakilan warga tetang cara mendaur ulang sampah plastik menjadi barang-barang kerajinan. "Itu tawaran dari Pak RW kami, mau enggak warga dilatih. Kita menyatakan mau," ungkapnya.

BACA JUGA: Desak MK Selesaikan Sengketa Pilkada Tangerang

Selain itu, warga juga dilatih management bank sampah. Trijono menunjukkan sebuah buku tabungan bank sampah yang dimiliki setiap warga yang menjadi nasabahnya. "Nanti kita kasih pilihan, uangnya langsung dibayar atau ditabung," kata dia.

Untuk sementara pihaknya masih menampung sampah gelas atau botol plastik air mineral. Setiap kg plastik botol tersebut dihargai Rp 250. Sedangkan sisa kemasan produk untuk bahan kerajinan tangan sifatnya masih diberikan warga secara sukarela. Botol-botol plastik itu akan dijual pada pengepul.

BACA JUGA: Musim Hujan Datang, Waspadai Banjir dan Macet

Di samping Trijono, Anggota Komisi E DPRD Jakarta, Dwi Rio Sambodo, mengatakan sistem bank sampah diyakini akan menjadi bagian solusi persoalan sampah di DKI. Puluhan bank sampah memang sudah bermunculan di wilayah DKI, terutama paling banyak di wilayah Jakarta Timur.

"Masih perlu contoh-contoh untuk dijadikan model sebelum bank sampah dikembangkan secara luas di DKI," ungkap Rio. Menurutnya, untuk sementara pembentukan bank sampah masih bersifat pembinaan saja dari pemerintah. Namun agar terus bisa bertahan, ke depannya perlu diciptakan pangsa pasar dari produk-produk bank sampah.

"Sementara waktu kita bisa ciptkan pangsa pasar sendiri. Misalkan tingkat kelurahan bekerjasama dengan mini market-minimarket setempat agar mau menjual hasil kerajinan daur ulang warga. Itu juga sebagai imbal balik ke lingkungan, jangan hanya mengeruk keuntungan saja dari warga," ujar politisi PDIP yang juga warga Matraman itu.

Ke depannya lagi, bank sampah-bank sampah dijadikan mitra bisnis Pemda DKI. Pemda harus bersiap untuk menjadi pembeli sampah daur ulang maupun barang kerajinan berbahan daur ulang sampah dengan kwantitas atau kualitas tertentu. "Seperti di China, pemerintah di sana membeli sampah daur ulang dari warganya untuk keperluan bahan baku industri," tegasnya. (dni)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banyak yang Tergiur jadi Penguasa Kota Tangerang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler