Bansos Rp 1 M untuk Anak TKI di Tawau

Senin, 22 Agustus 2011 – 09:42 WIB

JAKARTA - Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) berupaya mengurangi keterbatasan pendidikan bagi anak-anak TKI di Tawau, negara bagian Sabah, MalaysiaHibah berbentuk bantuan sosial (bansos) sebesar Rp 1 miliar lebih dikucurkan untuk menunjang pembelajaran anak TKI

BACA JUGA: Kemendiknas Luncurkan Media Belajar Online

Diantaranya untuk akses jaringan pembelajaran teknologi dan informasi.

Bansos tersebut diberikan langsung Mendiknas Mohammad Nuh di perkebunan kelapa sawit, Merotai, kota Tawau kemarin (21/8)
Usai acara pemberian bansos Nuh menjelaskan, anak-anak TKI itu merupakan bagian dari anak-anak Indonesia

BACA JUGA: Kemendiknas Belum Berani Jadikan Trisakti PTN

"Hanya saja, mereka mengikuti orang tua yang bekerja di luar negeri," katanya
Dengan demikian, anak-anak TKI tadi tetap berhak mengenyam pendidikan dasar.

Selain itu akses pendidikan berbasis teknologi dan informasi, Nuh mengatakan bansos tadi dialokasikan untuk pendidikan keterapilan, beasiswa, dan pengadaan bahan ajar.

Nuh mengatakan, pemerintah terus menggenjot keberadaan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) atau learning centre setingkat SMP

BACA JUGA: Urus Kenaikan Pangkat, Guru Dikenakan Tarif

Hingga saat ini, masih berdiri 13 PKBM di kawasan TawauDengan perkirakaan jumlah anak TKI sejumlah 50 ribu lebih, jumlah itu masih kurang banyak"Secara bertahap, akan kami tambah terus," jelas mantan Menkominfo itu.

Selama ini, siswa yang belajar di PKBM terbagi menjadi dua tingkatanYaitu tingkat SD dan SMPKeduanya, masih masuk kategori pendidikan non formalIjazah yang mereka pegang setara dengan ijazah paket A dan BKedepan, Nuh berharap PKBM yang saat ini menjadi pusat pembelajaran satelit Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) itu, bisa berevolusi menjadi lembaga pendidikan formalSehingga, ijazah yang dikeluarkan adalah ijazah formal layaknya ijazah anak-anak yang lulus di SD dan SMP di tanah air.

Dengan semakin majunya sistem pendidikan di Tawau, Nuh menjelaskan rantai pekerjaan yang selama ini terbangun di Tawau bisa diputusRatai pekerjaan itu adalah, anak-anak para TKI tadi sebagian besar meneruskan pekerjaan ayah atau ibunya sebagai buruh perkebunan kelapa sawit

Nah, dengan semakin tingginya tingkat pendidikan anak para TKI ini, diharapkan mereka bisa masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggiDiantaranya adalah, masuk SMK yang rencananya bakal didirikan di Pulau SebatikJika sudah menggenggam ijazah setingkat SMK, peluang kerja anak-anak TKI tadi semakin luas(wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana BOS Sebesar Rp15 Miliar Belum Disalurkan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler