jpnn.com, JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membantah narasi yang diungkapkan Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta soal Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi hendak membentuk koalisi besar.
Anis sebelumnya menyebut Jokowi sudah mengajak PDIP membangun koalisi besar, tetapi, gagal terbentuk setelah parpol berkelir merah itu mendeklarasikan dukungan bagi Ganjar Pranowo sebagai bakal capres 2024.
BACA JUGA: Ganjar Milenial Ajak Pemuda Malang Lebih Giat dalam Bertani
Menurut Hasto, narasi yang diungkapkan Anis keliru, karena Jokowi menjadi tokoh yang tahu rencana PDIP untuk menunjuk Ganjar sebagai bakal capres 2024.
“Lah, Pak Ganjar lahir dari proses bersama Pak Jokowi," kata Hasto ditemui di area Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (2/11).
BACA JUGA: Anak Buah Nus Kei Turun dari Mobil Langsung Ditembak Kelompok John Kei
Toh, kata Hasto, Jokowi dalam sebuah kesempatan pernah memberikan kode tentang pemimpin ke depan berambut putih.
“Pak Ganjar lahir, kan, yang mengatakan rambut putih siapa? Kan, itu dicatat oleh rakyat,” katanya.
BACA JUGA: Lembaga Survei Dunia Ungkap Elektabilitas Anies 28,91 Persen Seusai Putusan MK
Diketahui, Ganjar diumumkan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sebagai bakal capres di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat pada 21 April 2023.
Menurut Hasto, Jokowi pada 18 Maret 2023 bertemu dengan Megawati untuk membahas nama Ganjar menjadi bakal capres 2024.
"Kami ikut mendampingi bersama Mas Pramono Anung, di situ sebenarnya sudah disepakati untuk mencalonkan Pak Ganjar Pranowo,” kata dosen Universitas Pertahanan (Unhan) itu.
Menurut Hasto, ke depan narasi politik tidak perlu lagi meributkan soal koalisi besar atau tidak, melainkan cara menghasilkan pemimpin yang menjawab persoalan bangsa dan negara.
"Jadi, kami ini bukan koalisi besar atau tidak. Kami ini menghasilkan pemimpin yang menjawab persoalan bangsa dan negara," katanya. (ast/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo Bikin Blunder jika Gandeng Gibran, Bakal Panen Sentimen Negatif
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Aristo Setiawan