jpnn.com, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meminta Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo cermat dalam membaca pernyataannya saat membandingkan Presiden Joko Widodo dengan mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak.
Menurut Sandi, pernyataan perbandingan itu disampaikan dalam konteksnya sebagai Dewan Kehormatan Gerindra, bukan sebagai pejabat pemerintahan.
BACA JUGA: Terkesan Ogah Tangani Kasus HAM, Jaksa Agung Dikecam Aktivis
"Klarifikasi terkait diri saya sebagai seorang wakil gubernur, tentunya di luar Balai Kota dan melepas baju atau atribut-atribut Balai Kota atau Pemprov," kata Sandi di Balai Kota DKI, Senin (4/6).
Sandi tidak ingin pernyataannya itu dianggap bias karena statusnya. Pendapat yang disampaikan, tegas Sandi, sebagai politikus bukan wakil gubernur DKI.
BACA JUGA: Ikhtiar Cak Imin Mendapat Tempat, Posko JOIN Meningkat Pesat
"Pertanyaan dari Kemendagri, kebetulan kami punya peraturan di sini," kata Sandi.
Mendagri Tjahjo Kumolo angkat bicara menanggapi pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Polemik Bekas Koruptor Nyaleg: Jokowi Terkesan Main Dua Kaki
Menurut Tjahjo, pernyataan Sandi yang menyamakan posisi Presiden Joko widodo dengan mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sangat tidak etis. Pasalnya, Sandi merupakan bagian dari pemerintahan.
Posisinya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta merupakan wakil pemerintah pusat di daerah.
"Tidak etis pernyataan Wagub DKI Sandiago Uno mengaitkan Presiden Joko Widodo dan mantan PM Malaysia. Sangat disayangkan pernyataan Sandi, apalagi posisinya sebagai Wagub DKI," ujar Tjahjo di Jakarta, Senin (28/5). (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bang Sandi Berambisi Rebut Predikat Ini dari NTB
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga