Bantah Pelecehan, Anas Mengaku Hanya Pegangan Tangan

Jumat, 12 September 2014 – 04:30 WIB
Gubernur Riau H Anas Maamun. JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Gubernur Riau H Anas Maamun secara tegas membantah telah melakukan pelecehan seksual kepada Wide Wirawati, putri dari tokoh pendidikan Riau, Soemardi Taher. Namun, Anas mengakui ketika Wide datang ke rumahnya, mereka sempat berpegangan tangan.

"Saya akui pegang tangan ada, tapi dia yang pegang saya, bukan saya," kata Anas sambil tertawa dalam konferensi pers di Hotel Sultan Jakarta, Kamis (11/9).
 
Bagi Anas, tuduhan Wide yang dialamatkan kepada dirinya sudah berlebihan dan mencemarkan nama baiknya. Apalagi kasus itu sampai dilaporkan ke Bareskrim Polri atas tuduhan pelecehan seksual.

BACA JUGA: 53 Perempuan Berbusana Ketat Terjaring Razia

Dalam penjelasannya, Anas bercerita panjang lebar soal pertemuanya dengan Wide yang berawal dari pesan singkat (SMS) yang dikirim Wide ke ponselnya. Pesan itu masuk antara 6 sampai 7 kali dan beberapa di antaranya masih disimpan Anas.

"Lebih kurang sebulan setelah dilantik, saya dilantik 19 Februari 2014, datang SMS dari wide "Pak saya ingin hadap bapak, ingin jumpa", tidak saya jawab karena sibuk urus bisnis," ungkap Anas.

BACA JUGA: Terbit Perwali, Lokalisasi LHB Dilarang Beroperasi

Namun karena Wide terus-terusan mengirim SMS, terutama setelah menjelaskan bahwa dia bergerak di bidang pendidikan dan anak dari Soemardi Taher, Anas pun merespon karena kenal dengan ayah Wide. Tapi mantan Bupati Rokan Hilir itu menggarisbawahi dia belum pernah kenal Wide sebelumnya.

Singkat cerita, pertemuan pertama terjadi di kantor Gubernur Riau. Saat itu mereka membicarakan soal pendidikan yang dikelola yayasan tempat Wide bekerja. Karena konsen dalam bidang pendidikan, Gubernur Anas pun tergerak untuk membantu dalam bentuk ruang belajar.

BACA JUGA: BKN Sesalkan Labuhanbatu Batal Rekrut CPNS

"Saya ingin bantu, saya tidak mau bantu uang, saya mau bangunkan gedung. Kalau ingin gedung 8 lokal. Mau pulang dia saya kasih uang Rp 500 ribu, dia bilang terima kasih, ini sudah kebiasaan saya asal datang guru saya kasih uang," tutur Anas.

Setidaknya Anas bertemu Wide 4 kali. Pertemuan berikutnya hanya selang dua hari setelah yang pertama. Lokasinya masih di kantor dan membahas soal pendidikan. Wide juga pernah ke rumah Anas di Jalan Belimbing, Pekanbaru, Riau. Di sana lah Wide memegang tangan Anas saat turun tanggan dari lantai dua rumahnya.

Bahkan, versi Anas, setelah pertemuan-pertemuan itu dia sering diajak ke Jakarta hanya sekedar berlibur. "Setelah pertemuan saya sering diajak ke Jakarta, "Pak ke Jakarta lah kita, jalan-jalan ajo kita Pak". Itu kata dia. Saya tidak berdusta," ujar Anas menceritakan. Karena banyak kerjaan sebagai Gubernur, Anas tidak pernah merespon ajakan itu.

"Dia datang lagi dua hari setelah itu ingin jadi staf khusus gubernur, saya bilang tak ada staf khusus. Dia lihatkan ada SK lama Gubernur Rusli Zainal, saya bilang saya pelajari dulu. Saya tidak bisa angkat, kan tak ada biaya untuk honor. Dia bilang "angkat saja, saya digaji tak apa," ujar Anas menceritakan.

Dalam pertemuan keempat kali di rumah Anas, disaksikan oleh pembantunya yang duduk di tangga naik ke lantai dua. Saat itu Wide juga mengurus sebuah undangan acara yang harus ditandatangani Anas. Bahkan, dia sempat memberikan uang Rp 10 juta untuk biaya cetak undangan tersebut.

"Waktu pulang, saya berdiri. Dia sewaktu turun megang tangan saya, gandeng mempet sambil tanya kapan ke Jakarta. Setelah itu sampai di ruang tamu duduk minum kemudian dia pulang," jelasnya.

Nah, satu jam kemudian, Wide kembali mengirim pesan singkat menyampaikan bahwa saat Wide pulang, di luar rumahnya banyak wartawan dan LSM. SMS itu dibalas Anas yang mengaku tidak mempersoalkan karena memang tidak ada masalah apa-apa.

Anas menduga momen pegangan tangan inilah yang dijadikan Wide 'menjerat' dirinya dengan isu pelecehan seksual. Apalagi Anas heran mengapa pada kedatangan Wide itu ada wartawan dan LSM. Seakan-akan isu ini sengaja dibuat sedemikian rupa.

Ditambahkan, sehari kemudian Wide kembali mengirim pesan singkat meminta uang Rp 1 miliar untuk meredam agar wartawan dan LSM tidak mempersoalkan pertemuan mereka itu.

"Besoknya dia SMS lagi. Dia bilang wartawan dan LSM mendesak dia, dia minta uang satu milyar untuk bereskan ini. Saya bilang tidak ada ini kamu gak beres," papar Anas sembari menyebut jika permintaan uang terus berlanjut dengan nomimal berbeda, ada Rp 4 miliar dan terakhir Rp 3 miliar.

Karena permintaan uang damai tidak kunjung dituruti Anas, tiga bulan kemudian Wide baru melaporkan dugaan pelecehan seksual ke Mabes Polri. Wide sudah diperiksa sebagai pelapor sekaligus korban bersama sejumlah saksi lain. Anas menegaskan dia siap diperiksa untuk agar kasusnya tidak berlarut-larut.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jamur Berlafaz Allah Gegerkan Warga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler