Bantuan Baju JK Tidak Tersampaikan

Pneumonia Mulai Jangkiti Pengungsi

Jumat, 05 November 2010 – 08:33 WIB

SIKAKAP - Koordinasi bantuan korban tsunami Mentawai masih amburadulHingga hari kesembilan, total sumbangan di posko utama Sikakap, Kep

BACA JUGA: Bandel, Truk Pasir Terjebak Lahar Dingin

Mentawai tak kunjung terdata
Buruknya manajerial bantuan membuka potensi penyelewengan

BACA JUGA: Terus Menebar Teror, Merapi Makin Liar

Salah satu yang paling kentara, sumbangan Jusuf Kalla (JK) agar pengungsi yang dalam perawatan medis dibelikan baju ganti tak kunjung tersalurkan


Dana Rp 10 juta yang dititipkan JK kepada Camat Sikakap Duddi Sinaga dan disaksikan oleh beberapa wartawan

BACA JUGA: Serpihan Qantas Bernomor Seri Ditemukan Satpol PP Kepri

"Kami belum menerima baju baru dari kecamatanIni saja diberi sama relawan," ujar Nancy seorang Pasien yang dirawat di Gereja Sikakap kemarin (4/11).

Bantuan JK yang tidak tersalurkan itu menunjukkan tingginya potensi penyelewengan sumbangan untuk korban tsunamiPemerintah Kabupaten KepMentawai juga tidak memiliki data akurat terkait berapa dan apa saja bantuan yang telah tersalurkan kepada para korban"Kami akui memang kesiapan Pemda sangat kurang karena memang kami tidak dipersiapkan untuk manajemen bencana," ujar Bupati KepMentawai Edison Saleuleubaja.

Menurutnya, pemerintah memrioritaskan pendistribusian langsung kepada korban tanpa mengutamakan pendataanKarena, saat ini korban tsunami dan pengungsi yang berjumlah sekitar 15 ribu orang membutuhkan bantuan dengan cepatYang paling utama, kata dia, adalah memastikan bahwa semua wilayah terdampaj tsunami yang ada di 3 Kecamatan di Pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan segera mendapatkan bantuan untuk bisa bertahan hidup sembari menunggu rehabilitasi"Pemda fokus merelokasi penduduk di pesisir agar mereka mau pindah dan tinggal di tepi jalan perusahaan yang terletak jauh dari pesisir pantai," kilah Edison.

Edison berjanji bahwa sebelum Natal tiba yakni pada 25 Desember mendatang, seluruh korban tsunami sudah bisa tinggal di rumah-rumah tinggalSaat ini bantuan berupa semen dan seng masih dikumpulkan untuk didistribusikan ke sejumlah dusun yang menyetujui relokasi"Banyak yang menolak relokasi karena pekuburan keluarga mereka ada di pesisir yang terkena tsunami karena itu kami koordinasikan dengan para tokoh agama untuk membuju mereka," terangnya.

Di sisi lain, Ketua Basarnas Sumbar, Akmal mengatakan bahwa pencarian korban tsunami di Mentawai akan terus dilanjutkan hingga hari ke-14 yakni pada Senin (8/11) pekan depanUntuk melakukan penyisiran, Basarnas telah mengirimkan satu kapal khusus dari Jakarta yang akan fokus melakukan pencarian korban di perairan Pulau Pagai"Selama masa tanggap darurat kami akan terus melakukan penyisiran dan berkoordinasi dengan TNI," kata AkmalSelain melakukan penyisiran, relawan juga mulai fokus untuk melakukan rehabilitasi medis dan mental para korban tsunami

Kepala Dinkes KepMentawai Tomar Sabola mengatakan para pengungsi yang sedang dalam perawatan medis kini mulai terjangkit Pneumonia atau radang paru-paruKondisi itu dipicu ruangan penampungan sementara korban tsunami yang kurang memadaiKebiasaan warga sekitar yang awan terhadap gaya hidup bersih dan sehat terbawa ketika mereka ada dalam masa perawatan medis"Jumlah yang terkena Pneumonia sekitar 60 persen dari sekitar 32 orang yang dirawat di Sikakap," ujar dia.

Jumlah pastinya sulit didapatkan karena penularan terus terjadiItu dipicu buruknya sirkulasi udara dan sulitnya mengisolasi korban yang sudah terjangkit penyakit menularJawa Pos melihat, ruangan Gereja Sikakap yang digunakan sebagai penampungan korban terlihat sangat kumuhBau keringat bercampur bau luka yang membusuk meruap di ruangan seluas 500 meter tersebutTenaga medis yang bertugas menjaga para pasien terbatas karena sebagian besar ikut rombongan medis yang menjangkau lokasi-lokasi tsunami secara langsung"Karena masih banyak korban luka dan sakit yang menolak dievakuasi dan memilih tinggal di gunung dan di tenda pengungsian karena itu kami jemput bola," ujar Tomar.

Pantauan udara melalui helikopter Mi-17 milik TNI AD menunjukkan bahwa bantuan yang disebarkan ke lokasi bencana masih banyak yang menumpuk di tepi-tepi pantaiLemahnya koordinasi membuat bantuan terbagi dengan tidak merataDi Muntei Baru-baru misalnya, bantuan makanan yang disalurkan berlebihan dan tidak sesuai dengan jumlah korban selamatAkibatnya, penduduk sulit untuk memindahkan bantuan dari tempat pendaratan heli.

Bantuan pangan untuk pengungsi dan Posko Utama di Sikakap juga masih cukup dan masih ada 294 ton beras yang masih ada di kapal yang sandar di Posko Utama di SikakapJumlah korban tewas mencapai 428 orang, hilang 74 orang dan 15.097 warga mengungsi(zul)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Krakatau Kian Berbahaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler