Anak Krakatau Kian Berbahaya

Jumat, 05 November 2010 – 07:15 WIB

BANTEN -- Dampak letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) yang terjadi sejak sepekan terakhir sudah mulai dirasakan warga yang tinggal di pesisir Pantai Anyer-CaritaBahkan juga dirasakan hingga ke Kota Cilegon, Banten

BACA JUGA: Magelang Diguyur Lumpur



Abu vulkanis dari letusan GAK tampak di dinding kaca dan lantai rumah warga di sepanjang Anyer, Carita, dan Kota Cilegon
"Sejak Rabu lalu (3/11) hingga hari ini, Kamis (4/11), di depan rumah saya banyak sekali debu berwarna hitam tebal di teras rumah," kata warga Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, Neti Herawati kepada Indopos (Grup JPNN) kemarin.

Neti mengungkapkan semula tak menyangka bahwa debu dan pasir berwarna hitam yang datang sejak dua hari lalu itu adalah debu letusan GAK

BACA JUGA: Pengungsi Diperkirakan Hingga 50 Ribu Jiwa

Namun, setelah berbicara dengan tetangga yang merasakan hal sama, akhirnya diperoleh kesimpulan, debu itu adalah debu GAK yang diterbangkan angin
"Awalnya, saya tidak menyangka bahwa itu debu dari GAK yang ditiup angin, dan ketika saya lihat teras tetangga juga sama," jelasnya.

Terpisah, pengamat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang Eko Widiantoro membenarkan bahwa debu berwarna hitam yang mendatangi permukiman warga di Kota Cilegon dan Serang tersebut berasal dari GAK yang sudah satu pekan statusnya waspada atau level II

BACA JUGA: Semeru Mulai Bergolak

Hal itu disebabkan debu dari letusan GAK diterbangkan angin yang belakangan kecepatannya di laut saat ini 25 knot, ditambah kecepatan angin di darat 15 knot"Inilah kenapa debu hitam yang berasal dari asap perut GAK sampai di permukiman warga yang jaraknya mencapai 50 kilometer lebih," paparnya.

Kecepatan angin di laut, kata dia, tinggi karena pada 1 November lalu terjadi siklus tropis anggrek dari sebelah barat Jawa"Siklus inilah yang mengakibatkan angin kencang dan gelombang tinggi di Selat Sunda," ujarnya

Sementara itu, berdasar data seismograf Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, aktivitas kegempaan hingga kini mencapai 618 kali dan masih terus mengeluarkan gas beracun yang sangat berbahaya"Vulkanis dalam 21, vulkanis dangkal 113, letusan 152, embusan 114, tektonik jauh 21, dan tremor 217 kali," papar Kepala Pos Pemantau GAK di Cinangka Anton Tripambudi kemarin(bud/jpnn/c9/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Serpihan Qantas Akibatkan Kemacetan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler