Banyak Aktif di Malam Hari, Selalu Berpenampilan Rapi

Rabu, 01 Januari 2014 – 15:07 WIB
Suasana proses evakuasi teroris di sekitar TKP di Ciputat. FOTO: Boy Kusdharmadi/JPNN.com

jpnn.com - TATKALA sebagian warga merayakan pergantian tahun, tim Densus 88 dan beberapa personel kesatuan polisi lainnya tengah sibuk melumpuhkan kelompok teroris di Ciputat, Tangsel-Banten. Bahkan, sejak Selasa (31/12) malam hingga Rabu (1/1) pagi petugas berjibaku bak film action dengan terus memberondong kelompok yang bersembunyi di salah satu rumah kontrakan itu tembakan. Warga pun tak menyangka bahwa enam orang yang akhirnya tewas itu adalah teroris yang selama ini diburu.

--------------

BACA JUGA: Politikus Bersahaja yang Jadi Jembatan Keraton dengan Ulama

BOY KUSDHARMADI - Ciputat

--------------

BACA JUGA: Pilih Tekuni Fotografi karena Jadi Terkenal di Sekolah

GERIMIS dan mendung gelap di awal tahun 2014 tak menghalangi warga untuk berbondong ke salah satu rumah di Jalan KH Dewantoro, Gang H Hasan, RT 002 RW 07, Kelurahan Sawah, Kecamatan Ciputat, Tangsel, Banten. Ya di sanalah para kelompok teroris itu  dilumpuhkan tim antiteroris berlogo burung hantu itu. 

Warga penasaran ingin melihat langsung tempat kejadian perkara (TKP) itu. Sejumlah polisi berpakaian dinas dan sipil masih sibuk mensterilkan lokasi.

BACA JUGA: Anggota Asli Meninggal, Diteruskan Ahli Waris

Baku tembak polisi dan kelompok teroris berakhir pagi ini. Enam orang tewas dalam baku tembak. Satu teroris sudah tewas tadi malam. Mereka adalah Nurul Hak alias Dirman, Oji alias Tomo, Daeng alias Dayat, Rizal alias Teguh, Hendi dan Edo alias Amril. 

Rumah itu lokasinya itu cukup jauh dari jalan raya. Di sebelah kanan jalan dekat rumah merupakan semak belukar. Sebelah kirinya terdapat beberapa empang. Warga tidak boleh mendekat karena polisi masih bekerja.

Terlihat beberapa saat lalu, polisi membawa empat unit sepeda motor yang diduga milik kelompok teroris ini dari lokasi. Motor itu dibawa dan dinaikkan di atas mobil bak terbuka.

Seorang warga sekitar Aang (45) menuturkan, saat penggerebekan tadi malam kepolisian sudah meminta masyarakat setempat waspada. Masyarakat diminta menjauhi lokasi karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Ia menuturkan, kepolisian meminta warga untuk tetap berada di rumah masing-masing. "Apalagi tadi malam itu kondisinya gelap sekali di sini," kata Aang saat berbincang-bincang dengan JPNN di lokasi, Rabu (1/1) pagi.

Aang menjelaskan rumah kontrakan itu merupakan milik Bu Zaenab. Ukurannya, kata dia, sekitar 40 meter.

Menurut Aang, kelompok teroris itu belum terlalu lama mengontrak di sana. Sebab, rumah tersebut baru selesai direnovasi. Ia menjelaskan, awalnya kontrakan itu memang rumah tinggal. "Selesai baru dua bulan terakhir ini. Kemungkinan baru selesai renovasi itu ada yang ngontrak," katanya.

Menurutnya, tidak ada hal-hal yang mencurigakan selama ini dari penghuni kontrakan itu. Mereka beraktivitas seperti warga biasa. Bahkan penampilan mereka pun tak seperti layaknya kelompok teroris yang selama ini banyak ditangkap polisi. Penghuni kontrakan itu biasa keluar rumah dengan mengenakan pakaian yang rapi.  "Aktivitasnya seperti warga biasa. Lingkungan di sana juga sepi, apalagi orang-orang pada kerja semua," katanya.

Bisa jadi lingkungan tersebut dihuni oleh warga yang cuek. Sebab, berdasarkan penelusuran JPNN.com, beberapa warga sekitar tak mengetahui latar belakang kelompok itu. Bahkan saat ditanya apa pekerjaan mereka, banyak warga yang tidak mengetahuinya. Yang jelas kata mereka, Dirman Cs lebih banyak beraktivitas di malam hari. Di siang hari rumah itu sepi seperti ditinggal penghuninya.  

Karena itu, Aang menuturkan sama sekali tak curiga dan tak menyangka jika rumah itu dikontrak oleh kelompok teroris. "Sama sekali tidak menyangka," tuturnya.

Menurutnya, selama ini di wilayah tersebut aman, tidak pernah terjadi masalah. Penduduk setempat dengan pendatang juga akrab. "RT-nya juga aktif," ungkap Aang yang mengaku sebagai seorang relawan kesehatan ini.

Ia mengaku tak tahu apakah ketika mengontrak itu penghuni melapor atau tidak kepada RT. Namun, kata dia, peran RT disini cukup aktif. "Mungkin harusnya yang ngontrak juga harus aktif. Bisa saja satu orang lapor, tapi tahu-tahunya yang di rumah orangnya ramai," ujarnya.

Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmy Diani juga menyambangi lokasi. Sekitar kurang lebih satu jam Airin memantau langsung proses evakuasi di lokasi. Airin tak menampik jika di wilayahnya sering terjadi aksi maupun penangkapan teroris. Airin melontarkan beberapa ide untuk penanggulangan aksi terorisme.

"Tadi saya juga sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian bahwa seringkali terjadi di wilayah Tangerang Selatan. Kami pun mengusulkan agar dibentuk Polres baru, itu yang pertama," kata Airin usai mengunjungi lokasi.

Airin juga mengaku akan melakukan pengetatan pendataan terhadap penghuni rumah-rumah kontrakan. "Kedua kita melakukan program operasi justisia," kata dia.

Ia menjelakan ke depan akan menginstruksikan kepada camat, lurah supaya RT RW melakukan pendataan bagi kontrakan-kontrakan.

"Baik perkamar atau kontrakan rumah untuk didata tidak hanya di tingkat RT. Tapi, juga di tingkat kelurahan," ujarnya.

Secepatnya, ia mengatakan, pihaknya akan bersinergi dengan unsur musyawarah pimpinan daerah lain terkait persoalan ini.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar mengatakan terungkapnya persenyembunyian kelompok teroris di Ciputat, itu karena ada satu dari mereka yang sudah tertangkap.

"Sebelum penangkapan tadi malam kami telah mengevakuasi tetangga mereka," ujar Boy di lokasi, Rabu (1/1).

Boy mengatakan kelompok ini kalau siang hari tidak di kontrakan. "Mereka baru malam ada di tempat. Ini berdasarkan keterangan warga," kata Boy. (*)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bikin Konsep Aplikasi Curhat, Raih Penghargaan dari Jerman


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler