jpnn.com - JAKARTA - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menilai Polri tak akan rugi jika hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia benar-benar putus. Menurut Komisioner Kompolnas, Adrianus Meliala, banyak negara lain yang mau memberi bantuan kepada Polri.
"Saya kira Indonesia tidak akan kehabisan donor, negara-negara lain antri mau bantu Polri. Jadi Australia dapat dengan mudah diganti," kata Adrianus kepada JPNN, Selasa (19/11).
BACA JUGA: SBY Beri Penghargaan Pemenang Lomba Video Kreatif Rakyat
Menurutnya, selama ini Kepolisian Federal Australia, AFP juga tidak menjadi mitra yang baik bagi Polri. Sebab, polisi di Negeri Kanguru itu kerap bertindak sewenang-wenang dan selalu ingin dominan dalam hubungan kerjasama.
Adrianus mencontohkan operasional pusat pelatihan gabungan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperation (JCLEC). Adrianus menilai adanya dominasi Australia dalam menjalankan pusat pelatihan yang bertujuan untuk memperkuat kerjasama antara aparat penegak hukum di kawasan Asia Tenggara itu.
BACA JUGA: Sutarman Ingin Pulihkan Citra Polri Agar Makin Dicintai
"Padahal itu dijalankan oleh konsorsium. Tapi karena mereka merasa sebagai donor terbesar, mereka bercokol di sana," ujar kriminolog dari Universitas Indonesia ini.
Lebih lanjut Adrianus menilai Australia akan menjadi pihak yang paling dirugikan jika hubungan diplomatiknya dengan Indonesia berakhir. Karena itu, ia yakin dalam waktu dekat Australia akan meminta maaf kepada Indonesia.
BACA JUGA: Desak Pemerintah Seriusi Kasus Penembakan TKI di Malaysia
"Pasti mereka takut, jadi saya yakin tidak lama lagi akan ada permintaan maaf," ucap Adrianus yakin. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anas Anggap Australia Tetangga Usil
Redaktur : Tim Redaksi