jpnn.com - SORONG - Wanita-wanita cantik masih banyak menjadi korban, mereka dijual dan hal ini masih marak terjadi di tanah air. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise mengungkapkan kasus trafficking wanita-wanita cantik itu banyak yang diselundupkan ke Papua dan Papua Barat.
Yang sangat memprihatinkan, dari wanita yang jadi korban trafficking itu umumnya gadis-gadis di bawah umur yang sengaja didatangkan dari luar kota. Kondisi inilah yang menurut Menteri Yohana Yembise akhirnya berbuntut menjadi salah satu pemicu terjadinya kehancuran rumah tangga, dan berbuntut adanya kekerasaan yang dialami wanita serta anak.
BACA JUGA: Kena Razia, 31 PSK Jalani Tipiring
Selain itu, penyebab timbulnya kekerasaan dalam rumah tangga (KDRT) yang angka kasusnya sangat tinggi di Papua dikarenakan peredaran minuman keras (miras) yang dinilainya sangat rentan.
Lebih lanjut, Yohana yang ditemui Radar Sorong (Grup JPNN) di ruang VIP Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, Kamis (5/3) mengatakan, menindaklanjuti informasi yang diterimanya, bahwa banyak gadis-gadis cantik di bawah umur asal Manado, Sulawesi Utara yang dikirim ke Papua dan Papua Barat untuk dipekerjakan sebagai ladies di tempat hiburan malam (THM).
BACA JUGA: Polisi Ini Dikejar-kejar Jambret saat Cari Tersangka Narkoba
Ia pun berencana akan bertandang ke satu daerah yang disebut sebagai penyuplai gadis-gadis cantik yang dijual ke Papua. Dia akan memanggil pejabat dan pihak-pihak terkait guna mengambil langkah tegas dalam menghentikan sindikat perdagangan wanita dari kota itu.
Karena, pihak terkait terutama pejabatnya harus mampu memberdayakan perempuan didaerah tersebut agar tidak bekerja dan diperdagangan oleh oknum-oknum yang mencari keuntungan pribadi. Alasannya, wanita yang diperdagangkan merupakan korban penipuan mulut manis para oknum penyelundup manusia.
BACA JUGA: Gigit Cucu, Anjing Kesayangan Dibunuh
“Yang menganggu rumah tangga kita di sini (Papua Barat), terutama menganggu bapak-bapak,”ungkap Yohana.
Menyikapi tingginya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), menteri asal Papua ini mengaku akan menerapkan program dengan membentuk tim satuan petugas (Satgas) di daerah. Tidak hanya di kota atau kabupaten, Satgas bentukan kementrian itu akan ditempatkan hingga di perkampungan dan pelosok.
“Mungkin bisa membantu saya sampai di kampung-kampung untuk melihat kejadian yang bisa terjadi dimana-mana, karena saya tidak mungkin melihat secara langsung ke level paling bawah (kampung),”katanya. (reg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jualan Ekstasi, Pria Cacat Ditangkap Polisi
Redaktur : Tim Redaksi