Gigit Cucu, Anjing Kesayangan Dibunuh

Jumat, 06 Maret 2015 – 02:08 WIB
Ilustrasi

jpnn.com - PANGKALAN BUN – Sejak Desember 2014 hingga kini, ternyata sudah ada lima kasus serangan anjing terhadap manusia di Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam), Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Sebelum tiga kasus serangan anjing mencuat di media massa, telah ada dua kasus serupa di Kolam. 

Kasus pertama dialami Dena, putra pasangan Utin Nurul Hasanah dan Gusti Hasbolah di Desa Lalang, Kotawaringin Lama. Bocah kelas 6 SDN 1 Lalang ini digigit hingga mengalami pendarahan. Anjing peliharaan yang tiba-tiba agresif itu pun dibunuh pemiliknya. 

BACA JUGA: Jualan Ekstasi, Pria Cacat Ditangkap Polisi

Menurut Hairani, nenek korban, serangan tersebut terjadi di tempat tinggalnya. "Setelah digigit pada kaki kirinya dan bercucuran darah, cucu saya langsung dibawa ke Puskesmas Kolam dan mendapat delapan jahitan,” tutur Hairani di rumahnya, Jalan Nasional RT 4 Kotawaringin Hulu (Kohul). Setelah mendapat pengobatan di Puskesmas Kolam, hingga kini cucunya sehat-sehat saja.

Gusti Rajudin, kakek korban, mengatakan bahwa anjing yang menggigit cucunya itu sudah dibunuh. Sebelumnya, anjing tersebut tidak pernah berulah dan selalu patuh dengan perintahnya, baik berburu ataupun tidak. Sudah puluhan ekor rusa, kijang, atau kancil yang didapat berkat jasa anjing peliharaan dari kecil itu.

BACA JUGA: Calon Kepala Desa Kalahkan Bupati di Sidang MA

”Hari itu anjing saya memang agak aneh. Sebelum kejadian menggigit, saat saya beri makan, anjing kelihatan agak agresif, tatapannya tajam dan matanya berwarna hijau,” cerita Rajudin, Kamis (5/3).

Korban kedua yakni Wawan, warga Diung RT 7 Kohul. Dia mengaku mendapat serangan anjing gila hingga dahinya terluka, Kamis 15 Januari silam. Setelah mendapat info adanya obat antirabies di Puskesmas Kolam, dia langsung memeriksakan diri Rabu (4/3) lalu. Dirinya sempat cemas setelah ada korban jiwa akibat gigitan anjing.

BACA JUGA: Korupsi Rp 2,3 M, Dokter Boyke Pun Masuk Penjara

Lia, istri Wawan, menceritakan bahwa kejadian berawal sekitar pukul 24.00 WIB. Saat itu ayamnya yang baru menetas terdengar gaduh. Setelah dilihat suaminya, ternyata ada anjing. Ayam dipindah ke teras rumah, namun kembali ribut karena ada anjing yang siap menyerang dengan dua kaki depannya sudah terangkat ke atas.

”Dengan keadaan panik, saya langsung mengambil galon kosong ukuran lima liter, lalu memukul anjing dan langsung dibantu suami saya dengan menendang anjing itu. Selanjutnya suami saya berjibaku dengan anjing itu kurang lebih tiga menit,” tutur ibu dua anak itu.

Akibat kejadian itu suaminya luka di dahi akibat gigitan anjing dan luka di siku kanannya akibat terjatuh di aspal karena menghindari serangan anjing. Setelah itu anjing ganas tersebut lari karena mendapat beberapa kali pukulan di kepalanya.


Distanak Antisipasi Wilayah Perbatasan
Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) terus melakukan vaksinasi antirabies di Kotawaringin Lama. Hari ini, petugas membidik anjing di Desa Palih Baru dan Ipuh Bangun Jaya, Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam).

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Perlindungan Tanaman Distanak Kobar Haryo Prabowo mengatakan, Kotawaringin Lama merupakan kecamatan yang dekat dengan Kabupaten Sukamara, kabupaten yang berbatasan dengan Kalimantan Barat. Sementara Kalbar saat ini menetapkan rabies sebagai kejadian luar biasa. 

”Yang paling kita antisipasi adalah wilayah perbatasan, antara Kolam dengan Kabupaten Sukamara seperti wilayah Balai Riam dan sebagainya, mengingat Sukamara juga berbatasan langsung dengan Kalimantan Barat (Kalbar),” jelasnya.

Diakui Haryo, vaksin antirabies selama ini baru menyasar anjing peliharaan warga, sementara anjing liar belum terjangkau. Anjing peliharaan yang sudah divaksin, akan aman dari penularan rabies dari anjing liar.

”Kalau anjing liar dengan anjing warga bertemu, bisa saja menularkan melalui cakaran atau gigitan antara anjing satu dengan anjing lainnya. Dengan vaksin, mudah-mudahan virus rabies tidak menyebar,” jelas Haryo.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kobar Indrawan Sakti mengatakan, anjing liar bisa jadi merupakan anjing peliharaan warga yang dilepas. Karena mudahnya mencari makanan, anjing-anjing tersebut bersarang di hutan atau di semak-semak yang dianggap aman. Kondisi ini membuat petugas sulit untuk membedakan apakah anjing yang berkeliaran tersebut adalah anjing liar atau milik warga. 

”Setelah mendengar ada korban gigitan anjing, kami langsung perintahkan agar petugas turun ke lapangan mengecek dan melakukan observasi, kami mengatisipasi supaya tidak menunggu banyak memakan korban,” jelas Indrawan Sakti.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ambil Kompor Diam-diam, Istri Penjarakan Suami


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler