JAKARTA--Guru Besar Sejarah Universitas Indonesia Susanto dan juga Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Ratna Hapsari mengakui saat ini banyak guru sejarah yang tidak menguasai materi pendidikan sejarah yang diajarkanMenurutnya, jumlah jam pelajaran sejarah harus ditambah menjadi 2 jam penuh
BACA JUGA: Padatnya Kurikulum Hambat Pelajaran Sejarah
Sebelumnya hanya 90 menit setiap pertemuan“Pemerintah jarang menambah buku dan sumber referensi mata pelajaran sejarah
BACA JUGA: Yohanes Surya Ajar Ibu-Ibu Matematika
Workshop dan pelatihan profesi guru sejarah juga minimDijelaskan, pemerintah dalam membuat kurikulum mata pelajaran sejarah seharusnya melibatkan ahli agar dapat merumuskan kembali peranan pendidikan sejarah
BACA JUGA: Yohanes Surya Siap Didik Guru Pedalaman
Sehingga membentuk karakter bangsaProfesi guru sejarah juga harus dikembangkanLebih lanjut Susanto menambahkan, materi yang ada di dalam kurikulum lebih banyak mengajarkan sejarah politik ketimbang sejarah kebangsaanDengan jatah pertemuan maksimal 2 jam pelajaran setiap minggunya, tidak cukup untuk mengajarkan seluruh materiSebab, materi sejarah politik sangat banyak.“Pemerintah sepertinya membiarkan siswa tidak mengenal sejarah kelautan dan terlalu fokus pada pembelajaran sejarah kerajaan di daratanKalaupun pemerintah menginginkan siswa mempelajari sejarah para tokoh maka isinya harus mengajarkan keteladanan kepada siswa sehingga berpengaruh kepada perilaku siswa itu sendiri,” pintanya.
Susanto menyarankan, pola pembelajaran sejarah harus dibagi sesuai tingkat pendidikan, yaitu SD, SMP, dan SMADi tingkat SD, sejarah harus membangun etika di siswa dasarSiswa tidak perlu memperdebatkan fakta sejarah yang terjadiTingkat SMP, materi sejarah harus membentuk siswa agar dapat bersosialisasi sebagai warga negara dengan baikCaranya dengan memperkenalkan sejarah dari sisi geografi, ekonomi dan sosiologi.
“Sedangkan untuk tingkat SMA sudah perlu diajarkan tentang kaidah sejarah dengan metodologi data dan fakta berdasarkan sumber-sumber yan kritis sehingga menghasilkan fakta yang mendekati kebenaran,” ungkapnya(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Langit Steril, Tolikara Tuan Rumah Olimpiade Astronomi
Redaktur : Tim Redaksi