JAKARTA - Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) Ratna Hapsari mengeluhkan padatnya kurikulum pendidikan sejarah yang justru menghambat perkembangan pelajaran sejarah itu sendiri" Akibatnya saat ini pelajaran sejarah kini hanya menjadi pelajaran hafalan belaka," kata Ratna kepada wartawan di Jakarta, Jumat (12/11).
Menurut Ratna, Kurikulum pendidikan sejarah sangat padat, sehingga lebih mengutamakan aspek kognitif dan semakin jauh dari tujuan pendidikan sejarah yang lebih mengutamakan afektifitas
BACA JUGA: Yohanes Surya Ajar Ibu-Ibu Matematika
Ratna mengatakan jam tatap muka dan pembedaan materi ajar pendidikan sejarah di program IPA, IPS dan Bahasa juga menjadi persoalan"Bahkan, kegiatan pengembangan profesi guru sejarah juga masih terbatas
BACA JUGA: Yohanes Surya Siap Didik Guru Pedalaman
Para guru jarang dilibatkan dalam penentuan kebijakan pendidikan yang terkait langsung dengan pendidikan sejarah," tukasnya.Untuk itu, lanjut Ratna. AGSI merasa perlu segera mungkin mengimplementasikan pendidikan karakter melalui kurikulum sejarah dan proses pembelajaran sejarah di sekolah
BACA JUGA: Langit Steril, Tolikara Tuan Rumah Olimpiade Astronomi
Diantaranya, membentuk tim pengkaji kurikulum pendidikan sejarah yang terdiri dari unsur pemerintah, AGSI dan Asosiasi Sejarahwan. "Tugasnya mengkaji seluruh kurikulum pendidikan sejarah dan membentuk karakter bangsaDi sini, para guru sejarah juga perlu dilibatkan dalam penyusunan berbagai kebijakan pendidikan di kemudian hari," imbuhnya.Selain itu, AGSI juga menghendaki agar jam tatap muka pelajaran sekolah menjadi dua jam untuk setiap kelasSedangkan yang terakhir, AGSI mengharapkan agar pemerintah perlu memfasilitasi berbagai kegiatan pengembangan profesi guru, termasuk sarana dan prasarana yang menunjang profesinya"Pentingnya pembaharuan ini bukan hanya menjadi kepentingan guru sejarah semata, tetapi untuk membangun generasi baru dengan karakter kebangsaan yang kuat," ujarnya(Cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tinggi, Animo Warga China Belajar Bahasa Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi