jpnn.com, JAKARTA - Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) meminta semua pihak bersatu untuk memperbaiki berbagai masalah di Indonesia.
Sekjen SKI Raharja Waluya Jati mengimbau jangan ada pihak yang sibuk mencari kambing hitam atau saling menyalahkan karena berbagai kegaduhan yang terjadi beberapa waktu terakhir.
BACA JUGA: Anies Selesai Mengabdi untuk Ibu Kota, SKI: Jakarta Bertransformasi Lebih Baik
Seperti diketahui, berbagai kejadian mewarnai Indonesia, mulai dari kasus Ferdy Sambo, tragedi Kanjuruhan, hingga penangkapan Teddy Minahasa.
"Ada baiknya rangkaian peristiwa kelam tersebut menjadi batu pijak bagi bangsa untuk melakukan refleksi yang dalam, sedalam-dalamnya," ujar Sekjen SKI Raharja Waluya Jati, Sabtu (15/10).
BACA JUGA: Anies Dideklarasikan Jadi Capres, SKI: Kabar Baik untuk Masyarakat
Menurut Jati, rangkaian peristiwa kelam yang melibatkan nama-nama besar dari lembaga-lembaga penting itu melampaui dimensi hukum, ekonomi, dan politik.
"Sudah saatnya kita sebagai bangsa melihat kembali pilihan strategi kebudayaan. Sebab, seluruh tata hidup yang kita bentuk dan kita jalankan mencerminkan kebudayaan bangsa," lanjutnya.
BACA JUGA: Antisipasi Skandal Demokrasi 2024, SKI Punya Gagasan Begini
SKI sebagai organisasi masyarakat, kata Jati, memaknai rangkaian peristiwa kelam tersebut sebagai peringatan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, agar bangsa mawas diri.
Jati menilai semua piahk harus menjaga perilaku atau tindak tanduk bangsa. Ujung dari tindakan mawas diri adalah merumuskan kembali eksistensi manusia Indonesia.
"Sikap mawas diri, selalu menjaga nilai-nilai kepatutan serta keteladanan perilaku, merupakan sikap dan tindakan yang dibutuhkan bangsa ke depan," tuturnya.
Jati berharap agar kejadian yang menimpa nama-nama besar pemimpin institusi itu tak terulang lagi di masa mendatang. Pelajaran yang dapat dipetik dari rangkaian peristiwa kelam tersebut juga diharapkan berguna untuk menata hidup bersama sebagai bangsa.
"Jika merujuk pada tradisi, setelah terjadinya momen-momen kelam tersebut, bangsa Indonesia mungkin perlu 'meruwat' dirinya," ucap Jati.
Dia meminta semua pihak fokus memikirkan potensi sumberdaya untuk menghadapi resesi ekonomi 2023.
"Dalam menghadapi situasi krisis yang berat, kita harus mampu menyelesaikan persoalan masa lalu. Selain itu, kita juga harus bersatu dan bahu membahu sehingga energi untuk mengatasi persoalan akan berlipat ganda," tegas Jati. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul