MENURUT sejumlah pakar pemasaran, kebanyakan pembeli lebih memilih untuk dilayani oleh petugas kasir ketimbang mengoperasikan layanan kasir mandiri, dan banyak dari mereka yang benci dipaksa untuk melayani diri mereka sendiri.

Konsultan pemasaran, Barry Urquhart, mengatakan, ketika sistem kasir mandiri menghemat ongkos tenaga kerja, di sisi lain, desakan untuk menerapkan layanan itu bisa merugikan bisnis.

BACA JUGA: Warga Aborigin Alami Perbedaan di Depan Hukum

"Lima dari enam orang lebih suka dilayani oleh manusia daripada melakukan pembayaran di kasir otomatis," ungkapnya.


Layanan kasir mandiri/otomatis.

BACA JUGA: Cegah Kepunahan, Tasmanian Devil Divaksinasi

Ia menuturkan, "Masalahnya, 40-60% kasir swalayan sekarang menggunakan sistem otomatis. Mereka memperpanjang antrian, merepotkan pelanggan, membuat mereka kecewa dan memaksa mereka menggunakan kasir otomatis."

Barry mengatakan, penelitian menunjukkan, pria adalah kelompok yang senang menggunakan sistem kasir otomatis/mandiri ketika mereka hanya membeli beberapa produk, tapi perempuan yang membeli lebih banyak barang benci melakukan pekerjaan toko bagi belanjaan mereka sendiri.

BACA JUGA: Pemilik Moge di Sydney Sumbangkan Jaket Untuk Tunawisma

"Tak ada bukti keuntungan atau imbalan jika melakukannya. Saat itulah mereka menjadi frustasi dan mengatakan, apa yang mereka inginkan adalah layanan pelanggan," utaranya.

Sejumlah warga di Perth menyetujui data yang diungkapkan pakar tersebut, seraya mengutip efek kasir mandiri itu pada pekerjaan dan interaksi pribadi.

"Saya akan selalu memilih kasir dengan petugas. Saya percaya ini mendukung lapangan kerja, terutama bagi remaja yang ingin pekerjaan paruh waktu," kata warga bernama Andrea.

"Saya benci kasir otomatis. Saya pikir itu adalah intimidasi komersil," ungkap seorang warga bernama Sharyn.

"Perpustakaan di lingkungan saya telah menerapkan layanan mandiri untuk proses peminjaman," kata Becky, warga Perth lainnya.

Ia menyambung, "Anak perempuan saya menikmati berbicara dengan staf perpustakaan ketika mereka meminjam buku setiap kali kami datang, kami sangat tertekan untuk menggunakan layanan mandiri.”

"Ini membuat saya tak ingin pergi ke sana lagi," tambahnya.

Bank pelopori layanan mandiri

Barry mengatakan, ada pelajaran mencolok yang bisa dipetik oleh supermarket dari perubahan dalam industri perbankan, yang mendorong pelanggan untuk meninggalkan layanan cabang dan beralih menggunakan mesin ATM serta online banking.

"Sekitar satu dekade lalu, bank-bank mulai menutup cabang mereka dan tak ada pilihan lain. Salah satu konsekuensi bagi mereka adalah kurangnya loyalitas. Hari ini, rata-rata orang dewasa Australia memiliki 3,8 rekening di 3,1 lembaga keuangan,” jelasnya.

Ia mengutarakan, "Apa yang mereka lakukan akan melipatgandakan bank dan mereka tak memiliki loyalitas, dan bank menemukan bahwa sangat sulit untuk mendapatkan lebih banyak peluang bisnis dari pelanggan mereka."

Barry juga berpendapat, masuknya supermarket Jerman ‘Aldi’ ke dalam pasar Australia Barat pada tahun 2016, akan mengganggu basis pelanggan dari dua supermarket besar di negara bagian itu.

"Mereka memiliki pangsa pasar sebesar 11-14% persen di negara-negara timur dan tak ada kasir otomatis di sana," ungkapnya.

Ia lantas berujar, "Saya pikir beberapa toko akan mempelajari pelajaran dasar dalam hubungan pelanggan. Teknologi harus melengkapi, bukan menggantikan, orang."

Barry mengatakan, ada sedikit perbedaan harga di antara supermarket-supermarket besar di Australia, dengan layanan bisnis yang cukup jauh untuk membedakan masing-masingnya.

Tapi bagi 1 dari 6 orang yang tidak keberatan, layanan kasir otomatis bisa menjadi sebuah bonus.

Salah seorang pengunjung yang datang ke supermarket empat kali seminggu mengatakan, "Saya suka kasir supermarket otomatis."

"Saya akan pergi ke supermarket yang memiliki kasir otomatis, karena itu jauh lebih cepat ketimbang antri di belakang orang-orang dengan troli besar," kemukanya.(admin)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penerbangan Australia - Bali Kembali Terganggu

Berita Terkait