Banyak Negara Mulai Melonggarkan Aktivitas Warganya, Harga Minyak Melonjak

Selasa, 05 Mei 2020 – 07:51 WIB
Kilang minyak lepas pantai. Ilustrasi Foto: Reuters

jpnn.com, NEW YORK - Harga minyak langsung melonjak pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB).

Hal ini menyusul kebijakan sejumlah negara yang mengumumkan akan mulai melonggarkan aktivitas warganya, dari sebelumnya lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19.

BACA JUGA: Siswa SMA Masuk Sekolah Lagi 13 Mei, SMP Sepekan Kemudian

Minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni, naik 0,76 dolar AS atau 2,9 persen, menjadi ditutup pada 27,20 dolar AS per barel pada London ICE Futures Exchange.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni bertambah 0,61 dolar AS atau 3,1 persen, menjadi menetap pada 20,39 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange

BACA JUGA: Warga Boleh Bekerja Lagi, Suara Mobil dan Sepeda Motor Menderu di Pagi Hari

Permintaan bahan bakar di seluruh dunia turun sekitar 30 persen pada April sebagian besar karena perintah tetap tinggal di rumah.

Konsumsi yang lemah diperkirakan akan menggerogoti pasar minyak mentah selama berbulan-bulan, bahkan ketika produsen minyak dunia mulai mengurangi produksi pada 1 Mei.

BACA JUGA: Ada Warga Surabaya Kulitnya Bentol-bentol Merah, dr Desy: Ini Aneh

Namun, para analis mengatakan bahwa tindakan cepat oleh pihak-pihak tersebut dapat membantu mengurangi kelebihan pasokan lebih cepat.

"Pasar terus mempertimbangkan gagasan bahwa segalanya membaik," Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut.

"Kita mengharapkan melihat pemangkasan produksi mulai muncul ... permulaan yang lambat tidak hanya di beberapa negara bagian di AS, tetapi beberapa negara di Eropa mulai sebagian mengurangi beberapa dari ketakutan permintaan," kata McGillian.

Italia, Finlandia, dan beberapa negara bagian AS berada di antara banyak pemerintah yang bergerak untuk mengurangi pembatasan penguncian pada Senin (4/5/2020) untuk membangkitkan kembali ekonomi mereka, tetapi para pejabat memperingatkan agar tidak bertindak terlalu cepat ketika kasus virus corona melewati 3,5 juta dan kematian mendekati seperempat juta secara global.

Selain pemotongan pasokan baru yang dimulai bulan ini oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, produksi minyak dan gas dari beberapa perusahaan minyak top dunia akan turun pada kuartal kedua 2020 ke tingkat yang tidak terlihat dalam setidaknya 17 tahun.

Goldman Sachs mengatakan pihaknya semakin optimis tentang kenaikan harga minyak tahun depan karena produksi minyak mentah yang lebih rendah dan pemulihan parsial dalam permintaan minyak.

Bank Wall Street menaikkan perkiraan 2021 untuk patokan global Brent menjadi 55,63 dolar AS per barel dari 52,50 dolar AS sebelumnya.

Bank menaikkan estimasi untuk WTI menjadi 51,38 dolar AS per barel dari 48,50 dolar AS sebelumnya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler