PERHIMPUNAN Bedah Plastik Australia mendesak perlunya standar nasional petunjuk pelaksanaan operasi yang akan berlaku bagi seluruh praktisi. Hal itu disebabkan banyaknya pasien yang melakukan operasi plastik di tempat praketek dokter yang tidak memiliki peralatan medis lengkap.

Ketua perhimpunan itu, Prof. Hugh Bartholomeusz, mengatakan pihaknya mengusulkan perlunya standar nasional demi keselamatan pasien. 

BACA JUGA: 4.000 Penumpang Australia Masih Tertahan di Bali

Ia mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan praktek penggunaan obat bius yang berlebihan kepada pasien.

"Kami prihatin dengan jasa operasi plastik yang berbasis di tempat prakek dokter yang menggunakan obat bius berlebihan," kata Prof. Bartholomeuz.

BACA JUGA: Di Australia, Pasangan Tak Menikah Mengaku Lebih Berbahagia

Selain itu, selama ini di Australia, semua dokter berhak menyebut dirinya sebagai "ahli bedah plastik" tanpa perlu menempuh pendidikan lanjutan atau pengawasan.

Dikatakan, operasi plastik di tempat-tempat praktek yang berupa kantoran, biasanya tidak dilengkapi peralatan medis untuk menangani pasien jika terjadi keadaan darurat.

BACA JUGA: Penurunan Kuota Impor Sapi Tak Dipengaruhi Hubungan Indonesia-Australia

"Kami menduga para pasien tidak tahu bedanya antara operasi di rumahsakit dan operasi di tempat praktek dokter," jelas Prof. Bartholomeusz.

Pelaksanaan operasi plastik di Australia hingga kini belum mengatur mengenai tipe dan jumlah obat bius yang boleh dipergunakan.

Karena itu, kata Prof. Batholomeuz, perhimpunan bedah plastik menginginkan perubahan sistem, termasuk perlunya memberlakukan akreditasi independen terhadap tempat praktek bedah plastik.(admin)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Virgin Australia Tambah Penerbangan untuk Pulangkan 4000 Penumpang di Bali

Berita Terkait