Banyak Orang Indonesia Jadi Instruktur

Laporan wartawan Jawa Pos Kardono Setyorakhmadi, Cotabato City

Rabu, 23 September 2009 – 09:13 WIB

Dulu, Kamp Abu Bakar sangat ramai dan hidupPenghuni kamp saat itu diperkirakan mencapai 50 ribu orang

BACA JUGA: Wawancara sambil Diawasi 10 Orang Bersenjata

Mempunyai pertanian dan pasar sendiri
Yang hebat, semua penghuni kamp hidup dalam kejujuran

BACA JUGA: Beda Kasus, Beda Fasilitas




Kamp Abu Bakar memang ibarat sebuah provinsi sendiri
Sangat luas

BACA JUGA: Marah Jika Uangnya Diterawang

Masyarakat dengan berbagai aktivitas pun terbentuk"Saya teringat ketika masih di sanaKetika itu, semua orang jujurPedagang tak perlu menunggui barang dagangannya," kenang Mario yang menemani saya selama di kamp.
 
"Kami mengambil sendiri, menghitung sendiri, dan membayar sendiri, meski tak ada penjualnya," lanjut diaSaat itu, highway sepanjang 200 km antara Cotabato City hingga Marawi betul-betul milik MILFBanyak checkpoint di sana dan semua itu milik MILFTentara tanpa persenjataan lengkap dan dukungan kuat dijamin tak berani melintas.
 
Sebab, selain checkpoint, di kiri kanan jalan "yang masih berupa hutan dan bukit" banyak tersebar sniper MILFYang lebih menarik, saat itu MILF juga dibantu orang-orang asing (kebanyakan Indonesia) yang menjadi instruktur maupun peserta didik di kamp-kamp militer tersebut
 
Namun, keadaan berubah pada Juli 2000Ketika itu, Presiden Joseph Estrada mengadakan operasi militer besar-besaran yang bersandi "All-Out War"Mengerahkan lebih dari 50 ribu personel bersenjata lengkap dengan dukungan pesawat pengebom, tentara Filipina menggempur habis Kamp Abu Bakar dan daerah basis MILF.
 
Tentu saja, MILF membalas sekuat tenagaMengandalkan kelebihan pengenalan medan, MILF mampu bertahan cukup lamaSatu pos penjagaan utama MILF di Matanuk (sebuah kota kecil antara Cotabato dan Kamp Abu Bakar), misalnyaPos itu sangat pentingSebab, yang berhasil menguasai akan menguasai rute ke Matanuk.
 
Saking pentingnya, Joseph Estrada meminta pasukannya untuk merebut pos tersebut dalam sehariKenyataannya, butuh 18 hari dengan persenjataan lengkap, baru tentara Filipina berhasil mengambil alih.
 
Selama empat tahun berperang, memang sejumlah hasil diperoleh tentara FilipinaDi antaranya, bangunan induk Kamp Abu Bakar direbut, termasuk Kamp HudaibiyahPasukan Filipina pun sempat berhasil mendesak posisi MILF hingga ke Pawas dan MarawiNamun, cost-nya terlalu besar
 
Buktinya, dalam perjalanan saya ke Kamp Abu Bakar, hanya sedikit daerah yang betul-betul dikuasai tentara FilipinaAntara Cotabato hingga ke Kamp Abu Bakar, sekitar delapan checkpoint yang saya lewati memang milik tentara Filipina
 
Namun, pos-pos itu seolah tak memiliki power, separonya sudah tidak dijaga tentaraKami sekadar melintasDi empat sisanya, tentara hanya duduk dan lebih memilih berjaga di sebuah bangunan bambu semipermanen yang bertulisan "Detasemen Militer Tentara Filipina".
 
Yang membuat saya yakin daerah tersebut tak sepenuhnya dikuasai militer, Mario terlihat tenang-tenang saja ketika mengantarkan saya"Bagaimana kalau kamu ketahuan?" tanya saya kepada MarioTertawa sejenak, dia kemudian menjawab, "Tak akanMereka hanya berjaga dan tak akan macam-macam."
 
Kok bisa yakin" "Kami hafal kebiasaan tentara FilipinaTak ada peralatan lengkap, tak ada tanda-tanda mobilisasi, jadi situasi tetap tenang-tenang sajaMereka tak akan menyerang," jelasnya.
 
Kalau begitu, mengapa MILF tak menyerang para tentara itu saja" Mario lagi-lagi tertawa"Kami tak sembarangan menyerangHarus strategis kalau menyerangKalau kami menyerang mereka yang duduk-duduk itu, paling-paling kami berhasil membunuh sepuluh orang sajaTapi, akibatnya malah terjadi penyerangan besar-besaran," urainyaTampaknya, tentara maupun MILF sama-sama berhitung.
 
Selain itu, di antara belasan kamp dalam kompleks Kamp Abu Bakar, tampaknya, tentara Filipina hanya menguasai tak lebih dari sepuluh persennyaSisanya, kamp-kamp tersebut masih aktifMario kemudian menunjukkan dari kejauhan sejumlah kamp yang masih dikuasai MILF.
 
Hanya, dia tak berani menunjukkan kamp-kamp yang dikuasai tentara FilipinaMaklum, kamp-kamp itu telah menjadi markas militer tentara Filipina"Saya bisa ditangkap kalau ketahuan muncul di sana," tegasnya
 
Ketika saya meminta untuk masuk ke dalam kamp-kamp dalam kompleks Kamp Abu Bakar, dia sungguh tak menyarankan"Jalan paling mudah masuk ke dalam kompleks Kamp Abu Bakar adalah melalui kamp yang sekarang dikuasai tentara FilipinaAnda harus mempunyai izin khusus dari tentara," ucapnyaMemang ada jalan lain, tapi harus memutar melalui rawa-rawa dan hutan-hutan berjalan kaki selama lima sampai enam jam.
 
Selain itu, dia menyatakan, masuk ke Kamp Abu Bakar bagi orang asing sangat berbahayaSebab, MILF akan mengira saya adalah tentara Filipina dan begitu pula sebaliknyaUntuk itu, Mario kemudian berjanji mengusahakan saya masuk ke Kamp Busro, sebuah kamp di dekat Marawi
 
Kamp Busro adalah kamp terbesar kedua setelah Kamp Abu Bakar dan merupakan kamp terpenting bagi MILFBiasanya, pengambilan keputusan politik penting dilakukan di kamp itu setelah semua elemen dalam MILF berkumpul
 
Hingga saat ini, pertempuran kecil-kecilan masih sering terjadi antara MILF dan tentara FilipinaPertempuran terakhir terjadi pertengahan Agustus laluKetika itu, pasukan pengintai tentara Filipina terlibat konflik senjata hebat dengan kelompok Abu Sayyaf di Basilan
 
Nah, dalam perjalanannya membantu pasukan pengintai, sekitar 200 personel Marinir Filipina bersenjata lengkap malah justru terlibat kontak senjata dengan pasukan MILF di Tipu-Tipu"Tampaknya, mereka (tentara Filipina) mengira bahwa pasukan kami di sana juga bagian dari kelompok Abu Sayyaf," jelas Kabalu, orang nomor tiga MILF yang sekaligus juru bicara kelompok itu.
 
Kuatnya resistansi dari MILF memaksa pemerintah Filipina akhirnya membuka negosiasi dengan kelompok tersebutSelama dua tahun terakhir, difasilitasi pemerintah Malaysia, juru runding MILF dan pemerintah Filipina bernegosiasi mengenai bentuk perdamaian.
 
Menurut Kabalu, pihaknya meminta tiga halYang pertama adalah soal kesejahteraan bangsa Moro, terutama muslim, pasca terampasnya tanah dan harta merekaKedua, pembentukan negara federal MoroTerakhir adalah kebebasan berorganisasiArtinya, MILF tetap akan terus ada"Itu adalah tiga hal yang prinsip bagi kami," ujarnya.
 
Setelah melalui perundingan alot, sudah ada tanda-tanda menggembirakan bagi MILFYakni, mulai masuknya pembahasan mengenai teritori bangsa Moro"Itu adalah hal utama yang sangat bagusArtinya, dengan mengenali batas-batas teritori, setidaknya pembicaraan akan lebih lancar dalam negosiasi nanti," urainya
 
Kabalu juga optimistis perjanjian damai tak lama lagi diteken, meski tak bisa memastikan kapanApakah bila perjanjian itu sudah diteken pihaknya menjamin soal keamanan" Kabalu menjawab diplomatis"Semua bergantung perkembangan di lapangan nantiTapi, bila segala sesuatunya sudah sesuai tuntutan kami, tentu saja untuk apa kami terus berperang?" ungkapnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tetap Sungkem ke Mantan Suami


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler