jpnn.com, JAKARTA - Pengumuman PPPK guru 2022 menguntungkan guru honorer yang masuk dalam prioritas dua (P2) maupun prioritas tiga (P3).
Hanya dengan tes observasi tanpa seleksi kompetensi lewat computer assisted test (CAT) Kemendikbudristek, mereka bisa mendapatkan nilai tinggi.
BACA JUGA: Penempatan 3.043 P1 PPPK Guru 2022 Dibatalkan, P2G Merespons Tegas
Dengan nilai tinggi itu, peserta P3 banyak yang lulus prasanggah.
"Ini peserta P2 dan P3 yang ikut tes observasi bisa dapat nilai tinggi. Enak banget, enggak susah belajar, ikut bimbel," kata Ketum Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI) Heti Kustrianingsih kepada JPNN.com, Kamis (9/3).
BACA JUGA: PGRI Siap Mengawal Pengangkatan Guru Honorer jadi PPPK
Dia mencontohkan, guru P3 di Kabupaten Bondowoso mendapatkan nilai kompetensi teknis sebesar 404, manajerial 80, sosial kultural 80, sehingga totalnya 599.
Bandingkan dengan guru P1 yang nilainya tidak seberapa besar, karena murni. Sebab, tidak semua yang mendapatkan afirmasi saat seleksi PPPK 2021.
BACA JUGA: PPPK 2022: PB PGRI Mendesak Dirjen Nunuk Mencabut Surat Pembatalan Penempatan 3.043 P1
"Kami dulu untuk dapat angka 400 susah banget lho, apalagi 500. P1 yang nilainya 500-an itu yang ada sertifikat pendidiknya," terangnya.
Heti masih ingat ketika harus mengerjakan soal kompetensi teknis sebanyak 110 butir soal, belum lagi wawancaranya.
Melihat nilai P3, Heti bisa memaklumi mengapa banyak yang lulus.
"Ini P3 benar-benar lewat jalan tol banget ya. Ini namanya jalur VIP," ucapnya.
Heti juga menyoroti P1 yang tidak resume ternyata tidak diakomodasi. Walaupun ada formasi, tetapi P1 yang tidak resume harus gigit jari.
"Saya contohnya. Pesaing saya masuk yang dibatalkan penempatannya, tetapi karena saya tidak resume akhirnya tidak bisa naik," tuturnya.
Logikanya, Heti seharusnya mengisi formasi tersebut. Entah mengapa dia tidak bisa mengisi formasi tersebut.
Heti bingung, apakah karena tidak resume saat pendaftaran PPPK 2022 atau masalah lainnya. Yang diingatnya tidak ada kewajiban harus resume.
Resume atau tidak diberikan pilihan kepada guru P1. Seandainya ada pemberitahuan harus resume, Heti akan melakukannya.
"Dua kali saya gagal dapat formasi. Rasanya mau pingsan saja,. Mungkin ini ujian saya untuk mendapatkan status ASN PPPK," ujarnya.
Dia berharap seleksi PPPK guru 2023 akan berpihak kepada P1 yang belum mendapatkan formasi 2022. Berikan juga kebijakan yang melindungi P1 agar tidak tersisa lagi. (esy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Mesyia Muhammad