jpnn.com - JAKARTA--Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah di depan mata. Namun, kesiapan para pelaku usaha dalam menghadapi persaingan ekonomi masih dinilai lemah. Itu sebabnya pemerintah diharapkan makin intensif menyosialisasikan segala standar bisnis yang akan diberlakukan dalam MEA.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia Adhi Lukman mengatakan, salah satu sosialisasi yang dibutuhkan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), khususnya industri makanan dan minuman (mamin) adalah mengenai standar keamanan (higienis) pangan yang diizinkan beredar di pasar ASEAN.
BACA JUGA: Wakil Ketua Kadin Nilai Menteri Jonan Sudah Sesuai Aturan
"Masih banyak pengusaha UKM yang belum paham standar keamanan pangan. Kalau tidak disosialisasikan, UKM kita akan kalah bersaing dengan luar," kata Adhi, Sabtu (19/12).
Dijelaskannya, banyak pelaku usaha di dalam negeri yang produk-produknya ditolak pasar luar negeri karena tidak memenuhi standar higienis pangan.
BACA JUGA: Simak Nih, Angka-angka dari Menperin, Yakin Industri Non Migas Tumbuh 5,5 Persen
“Selain itu, infrastruktur untuk produksi makanan dan minuman juga harus memenuhi standar higienis ASEAN. Itu semua harus diperhatikan jika produk-produk kita bisa bersaing dalam MEA,” jelas Adhi.
Dia berharap kepada para penyusun kebijakan untuk memikirkan masalah tersebut. Di samping memperbanyak sosialisasi mengenai hal-hal yang perlu dipahami pelaku usaha dalam menghadapi kompetisi ekonomi Internasional, seperti MEA. (esy/jpnn)
BACA JUGA: Optimistis Pertumbuhan Industri Meningkat di 2016
BACA ARTIKEL LAINNYA... 44 Perusahaan gak Kuat Bayar Buruh Sesuai UMK
Redaktur : Tim Redaksi