jpnn.com, BANDUNG - Wabah virus Corona (COVID-19) memukul bisnis pengusaha truk di Provinsi Jawa Barat (Jabar). Omzet pengusaha truk di Jabar rata-rata turun 40 hingga 60 persen.
"Jadi penurunan omzet usaha angkutan truk bervariasi. Untuk distribusi barang bisa anjlok antara 40 hingga 60 persen. Itu terjadi karena banyak pabrik yang sudah merumahkan karyawan, bahkan berhenti berproduksi," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jabar Widya Wibawa di Bandung, Jumat (17/4).
BACA JUGA: Banyak Perusahaan Gulung Tikar Akibat Kenaikan UMK
Selain penurunan omzet, kata dia, laporan sementara ada sejumlah pengusaha truk di Provinsi Jabar yang terpaksa harus gulung tikar karena terdampak wabah COVID-19.
"Catatan sementara sekitar 20 persen pengusaha truk di Jabar sudah gulung tikar akibat pandemi COVID-19. Saat ini ada sekitar 7.000 an armada truk yang gabung di Aptrindo," kata dia.
BACA JUGA: Saatnya Pengusaha Menyumbang, Bukan Pecat Karyawan di Tengah Wabah Corona
Selain itu, lanjut Widya, semenjak satu pekan terakhir pengusaha truk di Jabar juga dihadapkan pada peningkatan ancaman keamanan, dalam bentuk pembajakan truk pengangkut bahan pokok.
Ia mengatakan, untuk kegiatan pengerukan tanah dan proyek-proyek lain yang berhubungan dengan tanah sudah berhenti total dan kegiatan pengiriman batu bara juga terhambat.
BACA JUGA: Sepasang Kekasih Terekam CCTV Saat Berbuat Terlarang
Sementara itu, pembayaran dari konsumen umumnya mundur karena terdampak COVID-19 dan beban operasional dan kewajiban untuk membayar uang jalan harian bagi sopir dan kernet serta cicilan perbankan jugang leasing tetap berjalan.
"Program relaksasi kredit yang dibicarakan Presiden hanya menjadi wacana di lapangan, tidak pernah terealisasi. Perbankan dan leasing sama sekali tidak memberikan keringanan bagi kami," kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya meminta supaya pemerintah mendorong perbankan atau leasing untuk merealisasikan kebijakan relaksasi kredit, termasuk bagi pengusaha truk dan jika tidak pihaknya akan semakin banyak pengusaha truk yang gulung tikar.
"Saat ini banyak pengusaha truk yang keuangannya hanya bisa bertahan sampai akhir bulan," ujarnya.
Imbasnya, menurut dia, bukan hanya akan dirasakan pengusaha truk, tapi juga masyarakat karena truk merupakan garda terdepan dalam distribusi bahan pokok dan di sisi lain jumlah pengangguran juga akan meningkat.
Ia menambahkan ,saat ini saja sekitar 50 persen tenaga kerja yang diserap sektor angkutan truk di Kabar sudah dirumahkan dan sisanya mendapatkan penggiliran kerja setiap satu minggu sekali.
"Kami meminta keberpihakan pemerintah untuk membantu kami bertahan di tengah pandemi COVID-19. Salah satunya melalui relaksasi kredit," kata Widya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti