Daya tarik Bali bagi warga Australia, rupa-rupanya banyak disalahgunakan oleh oknum untuk mengeruk keutungan dengan cara tidak benar. Kini, paling tidak dua perusahaan pengelola perkawinan (WO) di Australia yang memakai nama Bali, diduga keras menipu pelanggannya.
Kedua perusahaan itu adalah Bali D'Luxe dan Bali Indulgence, yang kini sedang diselidiki oleh pihak kepolisian di Australia Barat.
BACA JUGA: Universitas ANU Canberra Lepas Saham Pertambangan, Menteri Pendidikan Heran
Menurut penyelidikan polisi, sejumlah pasangan yang menjadi konsumen Bali D'Luxe mengalami kerugian total sekitar 212 ribu dolar atau lebih dari Rp 2 miliar.
Komisi Perlindungan Konsumen Australia Barat menyatakan menerima 10 laporan dari konsumen yang mengaku kehilangan uang setelah berhubungan dengan Bali D'Luxe.
BACA JUGA: Pemerintah Australia Didesak Kirim Ahli Membantu Atasi Ebola
Salah seorang di antaranya adalah Claire dari Melbourne dan tunangannya orang Amerika. Ia mengaku menggunakan jasa perusahaan wedding organiser (WO) ini untuk pernikahan mereka di Bali, bulan Mei.
Claire mengaku kehilangan uang deposit sebesar 13 ribu dolar.
BACA JUGA: Pencuri di Pedalaman Australia Terjebak di Cerobong Asap Selama 12 Jam
"Saya mendengar empat pasangan lainnya, semuanya orang Australia, yang mengaku kehilangan 3000 dolar dan 25 ribu dolar,' katanya kepada ABC.
"Catherine awalnya baik saja, saya berhubungan dengan dia melalui Skype, dan sama-sama merencanakan pernikahan saya. Kami sudah mengirim dana 50 persen bulan Juli lalu," kata Claire. Catherine yang ia maksud adalah pengelola Bali D'Luxe.
"Pernikahan saya baru akan berlangsung Mei tahun depan, tapi saya ingin mengedarkan udangan sekarang, jdi saya email dia. Tapi tidak ada jawaban," kata Claire.
"Setelah saya cari tahu, perasaan saya mulai khawatir karena ternyata dia sudah menutup perusahaannya," katanya. "Ternyata dia banyak berutang kepada vendor."
Hal serupa dialami Vanessa dari Canberra yang melakukan pernikahannya September lalu.
Ia mengaku biaya yang dibayarkan ke Bali D'Luxe mencapai 16 ribu dolar, namun sekitar 5.500 dolar di antaranya tidak pernah disalurkan.
Misalnya, biaya fotografer sebesar 2 ribu dolar ternyata tidak dibayar.
Ia juga mengaku bunga yang diperlukan dalam upacara pernikahan tidak dikirim hingga menit terakhir. "Tidak ada sound system serta dekorasi," katanya.
"Saya berjalan ke altar dengan penuh kemarahan," kata Vanessa.
Pelanggan Bali D'Luxe lainnya Susan Henderson kepada ABC mengatakan, ia hingga kini belum menerima surat nikahnya.
Bulan Agustus lalu, Komisi Perlindungan Konsumen Australia Barat meminta para pelanggan perusahaan WO lainnya, Bali Indulgence, untuk memberikan informasi.
Sejauh ini, perusahaan itu telah dilaporkan ke pihak Kepolisian Victoria dan Queensland dengan tuduhan penipuan.
Dilaporkan, ada pelanggan perusahaan ini yang tiba di bandara pada saat yang dijanjikan namun ternyata tiket mereka tidak valid.
Pelanggan lainnya melaporkan, mereka sudah tiba di Bali namun tidak terdaftar sebagai tamu hotel sebagaimana dijanjikan oleh Bali Indulgence.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tasmania Akan Jadi Pintu Gerbang ke Kutub Selatan