Menteri Pendidikan Australia Christopher Pyne mengatakan keputusan Australian National University (ANU) untuk menjual saham tujuh perusahaan pertambangan sebagai tindakan yang "aneh".
Awal bulan ini, ANU mengumumkan bahwa mereka akan mengalihkan diri dari perusahaan tambang dan minyak seperti Santos dan Iluka Resources setelah mendapatkan nasehat independen mengenai tanggung jawab sosial.
BACA JUGA: Pemerintah Australia Didesak Kirim Ahli Membantu Atasi Ebola
Dalam komentaranya kepada radio ABC, Pyne mengatakan bahwa sebagai menteri pendidikan, dia tidak memiliki kuasa untuk campur tangan dalam keputusan yang diambil oleh sebuah universitas di Australia.
"Mereka memiliki peraturan dan bisa mengatur diri sendiri. Namun saya kira dengan menyebut perusahaan seperti Santos dan Iluka, yang merupakan perusahaan yang bagus, namun sekarang disebut tidak masuk dalam investasi etis, adalah tindakan yang aneh." kata Pyne.
BACA JUGA: Banyak Perusahaan Pakai Nama Bali, Tipu Pelanggan di Australia
Rektor ANU Prof Ian Young mengatakan bahwa keputusan itu diambil setelah adanya "desakan yang kuat" dari para pemegang saham yang menginginkan investasi yang dikelola universitas harus sejalan dengan etos lembaga pendidikan tersebut.
"Universitas seperti ANU menanamkan modalnya untuk staf, stakeholder, mahasiswa dan alumni yang lebih baik." katanya.
BACA JUGA: Pencuri di Pedalaman Australia Terjebak di Cerobong Asap Selama 12 Jam
"Sama seperti super fund lainnya, kami harus bereaksi sesuai dengan apa yang diinginkan investor, universitas seperti kami harus menyesuaikan diri dengan kemauan stake holder." katanya Young kepada Radio National ABC.
Prof Young mengatakan bahwa pemilik kepentingan (stakeholders) meminta ANU untuk mengalihkan diri dari perusahaan bahan bakar fosil, namun mereka mengambil keputusan yang lebih jauh lagi.
"Kami sebenarnya membangun kebijakan investasi tangung jawab soal, mengikuti model yang dikembangkan oleh Stamford University, salah satu yang paling utama di masalah ini." kata Young.
Setelah mengadakan peninjauan kembali, ANU memutuskan tidak lagi memiliki saham di perusahaan seperti Iluka Resources, Independence Group, Newcrest Mining, Sandfire Resources, Oil Search, Santos dan Sirius Resources.
Jumlah saham berbagai perusahaan tersebut adalah sekitar 5,1 persen dari saham yang dimiliki ANU, dengan nilai 16 juta dolar. Secara keseluruhan nilai saham yang dimilki ANU adalah 1 miliar dolar.
Selain bahan bakar fosil, ANU juga memutuskan mengalihkan diri dari perusahaan di bidang tambang emas, nickel, pasir mineral dan biji besi, namun masih mmpertahankan saham di perusahaan besar seperti BHP Billiton dan Rio Tinto.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tasmania Akan Jadi Pintu Gerbang ke Kutub Selatan