jpnn.com - jpnn.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menyoroti sampah plastik di wilayah pesisir dan laut.
Sebab, sampah plastik yang tersangkut di perakaran mangrove mencemari dan mengganggu fungsi ekosistem mangrove, dan menyebabkan kematian bibit mangrove.
BACA JUGA: Bu Susi: ini Sebuah Predikat yang tak Bisa Dibanggakan!
Selain itu, sampah yang menutupi perairan terumbu karang bisa meningkatkan toksisitas perairan dan menyebabkan patahnya koral.
Sampah juga bisa menjerat atau termakan biota laut. Terlebih, saat ini Indonesia menyandang predikat sebagai negara penghasil sampah plastik kedua terbesar di dunia.
BACA JUGA: WOS 2017, Bahas Illegal Fishing Hingga Sampah Plastik
"Tentu ini sebuah predikat yang tak bisa dibanggakan," ujar Susi dalam siaran persnya.
Meskipun klaim tersebut belum terbukti secara ilmiah, KKP kata Susi terus berupaya melakukan penanganan dampak sampah plastik di wilayah pesisir dan laut.
BACA JUGA: Bu Susi Raih Penghargaan Peter Benchley Ocean Awards
Susi menyebut, meski orang luar lebih tahu Bali daripada Indonesia, namun buruknya penanganan sampah di Bali ikut memengaruhi penilaian terhadap Indonesia secara keseluruhan.
Dia pun punya saran agar masyarakat yang masih bandel membuang sampah ke pesisir dan laut jera.
"Di Pangandaran, kalau ada yang buang sampah sembarangan didenda, dan pelapornya akan dapat 50 persen dari dendanya. Saya rasa itu bisa diterapkan di Bali. Buat saja pengumuman di tempat-tempat umum, sehingga tidak perlu ada lagi polisi kota. Dengan ini akan bisa mengubah sikap manusia untuk bijak memperlakukan sampah,” saran Susi.
Untuk itu Susi mengajak masyarakat untuk mengubah sikap dan perilaku, agar tidak membuang sampah di laut.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tinggalkan Perusahaan Beken, Kini jadi Bos di Penjara
Redaktur & Reporter : Yessy