Banyak Teman, Koneksi di Dalam Otak Makin Kuat

Rabu, 27 November 2013 – 17:36 WIB

jpnn.com - KABAR gembira bagi orang-orang yang mempunyai banyak teman. Selain dianggap gaul, sebuah studi menemukan orang yang punya banyak teman memiliki koneksi otak yang lebih baik ketimbang orang yang hanya sedikit teman.

Temuan ini dijelaskan tim peneliti dari Oxford University yang menanyai 18 pria dan wanita berapa banyak teman yang mereka temui dan teman yang mereka ajak bicara di telepon atau via email dalam sebulan belakangan.

BACA JUGA: 7 Fakta Penting Deodoran yang Perlu Diketahui

Ternyata rata-rata setiap partisipan mengontak sekitar 20 teman dalam kurun sebulan belakangan, namun beberapa di antaranya mengaku berkomunikasi dengan lebih dari 40 teman sekaligus. Ada juga yang hanya melakukan kontak dengan 10 teman saja.

Kemudian setelah otak partisipan dipindai, hasilnya menunjukkan hampir separuh bagian otak partisipan yang punya banyak teman terlihat lebih besar daripada bagian otak partisipan yang punya beberapa teman saja. Dan terbukti semakin banyak teman yang mereka miliki, makin besar bagian otak yang dimaksud.

BACA JUGA: Melonjak, Jumlah Perempuan Operasi Bibir Vagina

Salah satu bagian otak yang berkaitan dengan kemampuan bersosialisasi adalah anterior cingulate cortex. Dari scan otak partisipan terlihat koneksi antara anterior cingulate cortex dengan bagian otak lainnya (terutama yang berfungsi mencatat rekam jejak tentang apa yang orang lain lakukan, pikirkan dan rasakan).

"Pada orang-orang yang pandai bersosialisasi, mungkin kuatnya koneksi di dalam otak menyebabkan komunikasi antarbagian otaknya begitu lancar sehingga proses mengolah informasinya jadi lebih efisien dan lebih cepat," kata peneliti MaryAnn Noonan, seperti dilansir laman Daily Mail, Selasa (26/11).

BACA JUGA: Fakta-Fakta Penting di Balik Kecanduan Seks

Temuan ini juga memastikan hasil riset peneliti terhadap sekumpulan monyet, dan keduanya menunjukkan fakta yang sama. Hal ini membuat peneliti menduga jika orang-orang yang lebih pandai bersosialisasi bukannya terlahir dengan otak yang lebih terkoneksi sehingga mereka mudah mencari teman.

Peneliti percaya orang yang punya banyak teman menggunakan bagian otak tertentu lebih sering daripada lainnya, sehingga mereka dapat mempertahankan pertemanan atau tetap bisa bertahan meski berada di tengah-tengah masyarakat yang tuntutan sosialnya tinggi.

"Saya dapat katakan otak berubah sebagai respons terhadap pelebaran ukuran jaringan sosial seseorang. Tapi bukan berarti tak ada pengaruh genetik di balik hal itu, karena jika anda berasal dari keluarga yang pandai bersosialisasi maka otak anda juga akan cenderung begitu," pungkas Dr. Noonan.

Walaupun begitu, terjadinya penguatan koneksi sebagian otak yang terjadi pada orang-orang yang pandai bersosialisasi berakibat pada penyusutan bagian otak lain yang jarang digunakan ketika mereka bersosialisasi. (fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Peneliti Temukan Obat Jet Lag


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler