jpnn.com, BANDUNG - Menteri Sosial (Mensos) Juliari P. Batubara mengatakan bahwa Kementerian Sosial (Kemensos) patut bersyukur.
Sebab, dari seluruh Kementerian/Lembaga (K/L), Kemensos meraih realisasi penyerapan anggaran tertinggi.
BACA JUGA: Gandeng IMI, Kemensos Distribusikan Bansos untuk Pekerja Sektor Otomotif
“Patut disyukuri realisasi anggaran Kemensos tertinggi dari semua K/L dair pagu anggaran Rp 104,453 triliun sudah direalisasi Rp 65,026 triliun atau 62.25 persen,” kata Mensos Juliari, saat meninjau langsung proses penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST) di Desa Katapang Pasung dan Desa Sekarwangi, yang berada di Kabupaten Bandung dan Kota Bandung, Sabtu (4/7/).
Tentu saja, kata Juliari, tingginya realisasi penyerapan anggaran sebagai buah dari kerja percepatan dan terobosan yang dilakukan, sehingga mampu menggerakkan roda ekonomi masyarakat.
BACA JUGA: Mensos Getol Bergerak, Realisasi Anggaran Kemensos Tertinggi
“Kami melakukan percepatan untuk semua jenis belanja, baik untuk bansos, modal, dan barang. Percepatan tersebut telah menggerakkan perekonomian masyarakat sesuai dengan arahan dari Presiden,” tutur Juliari.
Mensos Juliari melanjutkan, pengecekan penyaluran BST di Kantor Pos Kota Bandung, sekaliglus meminta KPM penerima BST agar bansos yang diterima masyarakat bisa terus banyak.
BACA JUGA: Gandeng FKPPI, Kemensos Salurkan Bantuan untuk Purnawirawan di Masa Pandemi
“Bansos itu ada banyak, ada dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota. Jika belum menerima karena harus menunggu giliran. Saya harap bapak dan ibu bisa bisa bersabar," imbuh Juliari.
Total penerima BST di Provinsi Jabar sebanyak 1.150.254 Kepala Keluarga (KK) dengan nilai total Rp 2.070.457.200.000.
“Untuk di Kabupaten Bandung ada 99.575 KK penerima BST senilai Rp 179.235.000.000, Kota Bandung tercatat 70.069 KK penerima BST Rp 126.124.200.000, ” terang Mensos Juliari.
Tingginya realisasi penyrapan anggaran Kemensos tidak lepas dari sense of crisis yang terlihat dari berbagai terbosan yang dilakukan diinstrukstikan baik di internal maupun mitra kerja.
“Kami instruksikan PT Pos Indonesia untuk menambah durasi layanan dari pagi hingga malam, menggerakkan semua sumber daya selain menambah loket-loket serta titik lokasi penyaluran di komunitas, seperti kantor desa dan kelurahan, sekolah, serta pos RW, ” ungkap Juliari.
Dalam penyaluran BST dilakukan secara simultan, yaitu berbarengan dengan pembaruan data selain mempercepat juga meningkatkan ketepatan sasaran.
“Saya kira ini tidak kalah penting, yaitu menambah penyedia sarana transportasi dan vendor, serta mengurangi item bansos dengan nilai sama,” tandas Juliari.(ikl/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi