Bapepam Minta Investor Waspada

Senin, 20 September 2010 – 04:04 WIB

JAKARTA - Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menghimbau investor lebih berhati-hati terkait lonjakan indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam beberapa waktu terakhir"Jangan emosional, penuh perhitungan yang matang, dan jangan ikut-ikutan investor asing," Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany.
           
Pada perdagangan akhir pekan lalu, IHSG kembali menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah di level 3.384,65

BACA JUGA: Investor Incar Bank Mutiara

Agar tak terjerumus, Fuad menyarankan agar investor bertanya kepada broker soal investasi di saham.

"Investor harus melakukan analisis dan mempelajari portofolio investasinya supaya tidak menyesal
Jika tidak merasa pintar, masuk reksadana

BACA JUGA: BNI Salurkan Pinjaman Rp 1,84 Triliun

Pilih manajer investasi (MI) yang dipercaya," imbuhnya.

Bapepam menjamin keamanan bagi investor untuk memilih MI yang dapat dipercaya
Sebab, selama ini Bapepam telah melakukan audit terhadap semua MI agar kejadian seperti di Optima Sekuritas tidak terjadi.
  
Dia menambahkan, pecahnya rekor IHSG yang tembus 3.300 itu wajar karena saat ini Indonesia dan negara Asia lain seperti Thailand dan Tiongkok kebanjiran dana asing (capital inflow)

BACA JUGA: Lebaran Dongkrak Laba Esia

"Hal ini karena pertumbuhan ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat sedang melambat sehingga berpengaruh ke laba usaha perusahaan yang tercatat di bursa saham asing," jelasnya.

Pengamat pasar saham Edwin Smengatakan IHSG masih berpeluang menembus level psikologis baru di 3.400"Investasi di Asia, khususnya Indonesia dan beberapa negara lain masih menarik bagi pihak asing," katanya.

Pada awal pekan, IHSG kemungkinan diwarnai beberapa aksi profit taking atau ambil untung setelah penguatan signifikan sepekan lalu"Tetapi, hal itu masih bergantung faktor eksternalBisa saja sentimen positif dari luar negeri mempengaruhi psikologis pelaku pasar dan membuat mereka melakukan aksi beli," ujarnya.

Walau ada koreksi, dia memperkirakan tak akan terlalu besar"Profit taking hanya terbatas pada pemegang saham yang bertipikal short term untuk merealisasikan gain di saat harga tinggi," jelasnyaSedangkan mayoritas masih betahan di tengah bursa yang mengalami bullish term.

Sedangkan rupiah diprediksi menguat jika aliran modal asing terus masuk ke tanah airBerdasar kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah akhir pekan lalu bertengger di Rp 8.985 per USDDia memprediksi rupiah akan bertahan di bawah Rp 9.100 per USD"Apalagi, BI telah menyatakan kenaikan rupiah sekitar 7 persen tahun ini masih wajar karena mata uang negara-negara tetangga juga mengalami penguatan serupa," ujarnya(luq/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nokia Gerojok Pasar Smartphone


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler