jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas resmi meluncurkan Buku Putih Pemetaan Kebutuhan SDM (Bidang Keahlian) dan Pusat Keunggulan untuk Indonesia Emas 2045.
Dokumen ini dirancang sebagai peta jalan untuk mencetak sumber daya manusia unggul yang mampu menjawab tantangan global, mendukung transformasi nasional, dan mewujudkan visi besar Indonesia pada 2045.
BACA JUGA: Bappenas Membeberkan Mengenai Pentingnya Pelestarian Lingkungan Perdesaan
Peluncuran ini merupakan hasil kolaborasi antara Bappenas, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Tanoto Foundation, serta DFAT melalui program KONEKSI (Kolaborasi Pengetahuan dan Inovasi Australia Indonesia).
"Buku ini tidak hanya berisi analisis kebutuhan keahlian, tetapi juga menyoroti pentingnya pusat keunggulan sebagai motor penggerak pembangunan SDM," kata Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Amich Alhumami di Jakarta, Selasa (10/12).
BACA JUGA: Bappenas Tekankan Pentingnya Tata Kelola Perdesaan yang Adaptif
Dia menjelaskan, pemerataan akses pendidikan tinggi berkualitas dan pengembangan bidang STEAM (Sains, Teknologi, Engineering, Seni, dan Matematika) sangat penting. Hal ini perlu didorong dengan penguatan kualitas infrastruktur perguruan tinggi, pengelolaan sumber daya pendidikan tinggi, dan perbaikan kualitas tata kelolanya.
"Selain itu, dalam hal pengembangan STEAM dapat diwujudkan dengan pengembangan pembelajaran dan penguatan program studi," ujarnya.
BACA JUGA: Tanoto Foundation & Bappenas Berkolaborasi Meningkatkan Kompetensi Pegawai Pemda
Turut hadir sejumlah tokoh, termasuk Beni Bandanajaya (Kemendiktisaintek), Riska Puspita Sari (Kemenag), dan Wawan Dhewanto (ITB).
Mereka sepakat bahwa regulasi yang solid, pengawasan transparan, dan pendanaan berkelanjutan adalah kunci untuk memastikan implementasi strategi pembangunan pendidikan tinggi berjalan efektif.
Sementara itu, Tanoto Foundation turut meluncurkan studi khusus terkait Pengembangan Soft Skills untuk Tenaga Kerja Industri Prioritas Nasional.
Studi ini menggarisbawahi pentingnya kompetensi non-teknis, seperti komunikasi, kepemimpinan, dan pemecahan masalah, dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
“Kompetensi soft skills mahasiswa harus dikembangkan sesuai kebutuhan industri untuk menciptakan SDM yang siap kerja, siap latih, dan siap berkontribusi," kata Head of Leadership Development & Scholarship Tanoto Foundation Michael Susanto.
Sejak 2019, Tanoto Foundation melalui program beasiswa Kepemimpinan TELADAN, bekerja sama dengan universitas mitra di Indonesia, berfokus pada pengembangan soft skills, dengan berbasis riset.
Di sisi lain, Buku Putih ini juga dirancang untuk sejalan dengan RPJPN 2025–2045 dan Perpres No. 108 Tahun 2024 tentang Desain Besar Manajemen Talenta Nasional.
“Informasi dari Buku Putih ini diharapkan menjadi rujukan strategis bagi penyedia beasiswa dan seluruh pemangku kepentingan dalam menciptakan ekosistem SDM berbasis keahlian spesifik,” kata perwakilan Bappenas lainnya, Dimas Suryo Sudarso.
Perguruan tinggi dinilai memiliki peran sentral dalam mencetak SDM unggul sekaligus menjadi pusat inovasi, riset, dan kolaborasi.
“Perguruan tinggi harus menghasilkan lulusan yang tak hanya siap kerja tetapi juga menjadi motor penggerak industrialisasi dan pengembangan ilmu pengetahuan,” tuturny. (esy/jpnn)
Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Mesyia Muhammad