Bara JP: Satu Tahun Pemerintahan Jokowi, 70 Persen Tangani Covid-19

Rabu, 21 Oktober 2020 – 12:57 WIB
Presiden Jokowi menyambut Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/10) sore. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Viktor S. Sirait menilai, satu tahun pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin hampir 70 persen diisi dengan penanganan pandemi Covid-19.

Menurutnya, Jokowi-Ma’rif sudah bekerja optimal, terutama dari sisi kesehatan dan dampak ekonominya.

BACA JUGA: Satu Tahun Jokowi-Maruf, Stabilitas Politik Bagus, Menurut Awiek

“Kondisi saat ini tentu tidak mudah, namun sejauh ini langkah yang diambil Jokowi sudah berada dalam jalur yang benar,” kata Viktor, dalam keterangan tertulis, Rabu (21/10).

Viktor lantas menyebut beberapa langkah konkrit yang sudah dilakukan pemerintah antara lain realokasi anggaran APBN, menyiapkan berbagai program jaring pengaman sosial, memulai program pemulihan ekonomi nasional, dan menerbitkan protokol kesehatan.

BACA JUGA: Satu Tahun Pemerintahan Jokowi, Ini Kritikan Pedas Politikus PKS

“Pemerintah melakukan segala upaya untuk melawan penyebaran Covid, menyiapkan obat dan peralatan kesehatan, juga dalam hal persiapan produksi vaksin. Kami berharap pemerintah benar-benar mengawal dan bersiap sehingga pengadaan dan produksi vaksin ini segera bisa menyelesaikan permasalahan Covid-19,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 ini merupakan hal baru sehingga setiap negara pun masih meraba-raba dalam menentukan kebijakan, termasuk Indonesia.

BACA JUGA: Bara JP Minta Publik Awasi Ketat Penggunaan Anggaran Kuota Internet Rp 9 Triliun

“Kami lihat Pemerintah Jokowi-Ma'ruf terus berusaha memberikan kebijakan terbaik untuk meminimalis dampak pandemi ini,” katanya.

Mengenai perlambatan ekonomi, Viktor mengatakan, tak hanya Indonesia namun hampir seluruh negara di dunia kewalahan menghadapi pandemi ini dan banyak negara mengalami kemorosotan yang sangat dalam.

“Namun, dari data yang kami miliki dan dari perkiraan banyak ekonom, resesi yang dialami Indonesia diperkirakan tidak sedalam negara-negara tetangga seperti India, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Singapura, maupun negara-negara maju di Kawasan Eropa dan Amerika Serikat,” ucapnya.

Ia menunjukkan data, pada kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi Malaysia tercatat 0,7 persen. Adapun pada kuartal II anjlok -17,1 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Filipina pada kuartal I -0,7 persen dan pada kuartal II -16,5 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi Singapura pada kuartal I -0,3 persen dan pada kuartal II -13,2 persen.

“Sementara Indonesia, di triwulan I 2020 memang melambat signifikan ke level 2,97 persen setelah muncul kasus pertama Covid-19 di Indonesia. Namun memasuki triwulan III tahun 2020 kondisi ekonomi sedikit membaik,” ujar Viktor.

Ia mengatakan krisis yang tak terlalu dalam ini tidak lepas dari pilihan kebijakan pemerintah untuk tidak lockdown pada awal-awal persoalan Covid, sangat tepat.

“Ini menunjukkan ketenangan dan keberanian Jokowi mengambil kebijakan yang mungkin merupakan kebijakan tidak populer saat itu,” katanya.

Menurutnya, perekonomian ke depan akan mulai memasuki masa pemulihan pada tahun 2021 dengan asumsi kurva infeksi Covid-19 sudah menunjukkan perlambatan disertai adanya prospek penemuan dan produksi vaksin sehingga masalah pandemi bisa cepat teratasi.

Terkait omnibus law, Viktor berpendapat bahwa pemerintah sudah berniat baik untuk membangun ekonomi yang kuat ke depan.

“Lapangan kerja harus disiapkan. 10 juta penganggur saat ini dan juga akan bertambah 2-3 juta ke depan harus diatasi, harus dipikirkan pemerintah. Kami yakini tidak ada jalan lain selain memangkas perizinan yang rumit, membuat aturan-aturan jelas dan transparan sehinggan akan mempermudah investor menempatkan uangnya di tanah air,” pungkasnya.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler