Wakil Dirut PLN Rudiantara mengatakan, proses komersial pendanaan PLTU Rembang berkapasitas 2 x 315 MW yang ditangani Barclays sudah mencapai kesepakatan
BACA JUGA: Menpera Targetkan Realisasi Rumah 1,350 Juta Unit
"(Pinjamannya) akan dicairkan dalam waktu dekat," ujarnya di Jakarta Selasa (17/2).Dalam proyek PLTU yang berlokasi di Jateng itu, Barclays meng-arrange pendanaan dalam bentuk valas senilai USD 261,8 juta
Menurut Rudiantara, pencairan pinjaman Barclays tinggal menunggu proses internal di masing-masing pihak sebagai condition precedent (CP)
BACA JUGA: Defisit APBN Diperkirakan Bertambah Lagi
Dalam perjanjian pendanaan dengan perbankan, kata dia, setelah kedua belah pihak menyepakati besaran nilai pinjaman dan bunganya, pendanaan baru akan efektif setelah CP terpenuhiTerkait nilai pinjaman yang akan dicairkan, dia mengaku belum tahu angkanya pasti
BACA JUGA: Pemerintah Tanggung PPN Minyakita
"Pencairan berdasar progress proyekJadi, bertahap," terangnya.Sebelumnya, dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR Senin (16/2), Men BUMN Sofyan Djalil mengatakan, pendanaan proyek PLTU 10.000 MW mencapai kemajuanSalah satunya adalah pencairan pinjaman dari Barclays untuk PLTU Rembang"Dalam minggu-minggu ini akan cair," ujarnya.
Terkait permintaan perbankan asal Tiongkok soal kenaikan bunga pinjaman, Rudiantara mengaku tidak hafal detil berapa besar permintaan kenaikan bunga"Tapi, itu negosiasi biasaBahkan, kalau bisa, kita juga nego supaya bunganya turun," katanya.
Selasa pekan lalu (10/2), Dirut PT PLN Fahmi Mochtar mencemasrkan kelangsungan proyek PLTU 10.000 MWPasalnya, perbankan Tiongkok yang sudah menandatangani kontrak pendanaan tiba-tiba menyetop pencairan dana dan meminta kenaikan bunga pinjaman.
"Dari sebagian pendanaan yang ditandatangani, ada yang sudah draw down (dicairkan, Red)Nah, untuk sisa kontrak pendanaan, saat ini mereka stop dulu draw down-nya karena minta kenaikan suku bunga pinjaman," ujarnya saat itu.
Rudiantara mengakui, sebagai solusi pendanaan proyek PLTU 10.000 MW, PLN akan menempuh berbagai opsiMulai dari pendanaan dari perbankan dalam negeri maupun penerbitan obligasi.
Menurut dia, bagi PLN, tidak masalah darimana asal danaYang penting, struktur pendanaannya dari segi komersial masih masuk dalam koridor referensi Depkeu dan menguntungkan PLN"Jadi, semua opsi kita pertimbangkanTapi, untuk menentukan mana yang dieksekusi, kami akan lihat dulu," katanya(owi/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Koperasi Jadi Andalah Kaltim
Redaktur : Tim Redaksi