jpnn.com - JAKARTA - Bareskrim Polri, Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar rapat terbatas di markas Bareskrim Polri, kompleks Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Gambir, Jakarta Pusat, Senin (21/11).
Ketiga instansi tersebut, membahas isu rush money yang belakangan ini viral di media sosial.
BACA JUGA: KPK Usulkan Separuh Biaya Operasional Parpol Ditanggung Pemerintah
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya menyatakan bahwa kondisi perbankan Indonesia masih dalam keadaan stabil dan aman.
Menurutnya, informasi yang beredar itu tidak tepat dialamatkan pada waktu sekarang ini.
BACA JUGA: Harusnya Dikawal, Jangan Dibubarkan
"Rush money ajakan yang tidak tepat karena kami telah melakukan rakor dengan OJK dan BI untuk melihat apakah isu ini menjadi positif atau negatif. Rush money adalah ajakan yang keliru terkait posisi dan kondisi perbankan kita yang sedang bagus-bagusnya," kata Agung di gedung Bareksrim Polri.
Karenanya, dia meminta masyarakat tidak termakan isu tersebut. Sebab, menurut Agung, justru penarikan uang di bank, akan mengakibatkan kerugian bagi nasabah.
BACA JUGA: Mensos: Data Orang Miskin Tanya Pak Kades Dong
"Kita tahu likuiditas bank berjalan dengan normal. Terkait rush money, BI sudah memastikan semuanya dalam kondisi yang normal. Kemudian dari OJK juga sudah memastikan bank sudah punya sistem yang baik," terang Agung.
Agung menegaskan, sejauh ini, perbankan Indonesia tetap dalam kondisi aman, meski menghadapi ancaman inflasi.
Karenanya, Agung meminta agar masyarakat tidak khawatir. Dia mengklaim, uang masyarakat akan aman di bank.
"Isu rush money ini akan merugikan nasabah sendiri tidak perlu digubris. Tidak ada hal yang bisa disandingkan dengan apapun terkait dengan kondisi perbankan kita," jelas dia.
Menurut Agung, isu rush money diembuskan orang tak bertanggung jawab jelang demonstrasi 2 Desember.
Oknum-oknum itu, tambah Agung, menginginkan perekonomian Indonesia mengalami krisis.
"Kami tahu dari isu yang muncul dari medsos ini terkait gerakan 2 November. Hasil analisis kami, ada masyarakat yang memprovokasi. Memang ada pihak-pihak yang ingin mengacaukan sistem perbankan di Indonesia. Aksi provokasi," jelas dia. (Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aksi 2 Desember, Panglima TNI: Itu Bukan Urusan Polri Saja
Redaktur : Tim Redaksi