Baru Beberapa Jam Jadi Menristek, Bambang Brodjonegoro Sudah Sodorkan Konsep Kerja

Rabu, 23 Oktober 2019 – 22:58 WIB
Presiden Joko Widodo memperkenalkan Menristek dan Kepala Bidang Inovasi Bambang Brodjonegoro di Veranda Depan Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (/23/10). Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro telah resmi dilantik menjadi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) periode 2019-2024. Baru beberapa jam menyandang jabatan tersebut, Bambang langsung menyodorkan konsep kerja.

Dia mengungkapkan, Kemenristek akan melaksanakan dua agenda penting. Pertama, menyinergikan beberapa program pendidikan tinggi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Sedangkan yang kedua adalah mendirikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sesuai amanat Undang-undang Sisnas Iptek.

BACA JUGA: Menristek Dikti Dorong Kampus Berinovasi dalam Menerapkan SOP

"Presiden RI Joko Widodo dalam arahannya menyatakan bahwa beliau tidak ingin kegiatan penelitian pengembangan pengkajian dan penerapan (Litbangjirap) di setiap lembaga, mempunyai kecenderungan melakukan kegiatan sendiri–sendiri," beber Bambang dalam acara sertijab di Gedung D Kemenristekdikti, Rabu (23/10).

Pernyataan Bambang ini menimbulkan decak kagum para undangan yang hadir. Mereka menilai, mantan kepala Bappenas tersebut sudah siap kerja karena datang dengan membawa konsep.

BACA JUGA: Susunan Kabinet Jokowi-Ma’ruf: Menristek Dikti Jangan Sosok yang Kaku

Lebih lanjut dikatakan Bambang, penelitian dan pengembangan yang dilakukan sendiri-sendiri akan membuat anggaran riset kecil serta tidak efektif. Sebab, akan terbagi lebih sedikit bagi setiap peneliti.

"Karena ada keterbatasan anggaran, akhirnya kualitas penelitiannya menjadi terbatas, bukan karena kualitas penelitinya atau researcher (peneliti) nya tapi lebih karena dana yang memang terbatas harus dibagi dalam jumlah besar," ungkapnya.

BACA JUGA: Jokowi Panggil Menristek ke Istana Bahas Soal Demo Mahasiswa, nih Hasilnya

Dalam program 100 hari, Bambang mengatakan akan fokus program, struktur dan imlementasi BRIN, serta menyinergikan program-program pendidikan tinggi dengan Kemendikbud.

"Nanti saya harus bertemu Pak Nadiem (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan), bicara bagaimana transisi yang terbaik, karena saya juga tidak mau waktu terbuang percuma dengan kesibukan urusan administratif birokrasi. Saya ingin semua orang bekerja keras (double gardan) untuk menyelesaikan homeworks bersama-sama," bebernya.

Di satu sisi, tambah Bambang, akan dibereskan BRIN dan masalah organisasi kembalinya Dikti ke Kemendikbud. Di sisi lain agenda ristek dan inovasi Kemenristek harus tetap dikejar.

"Mudah-mudahan di awal ini semua orang bekerja keras sampai BRIN sudah punya bentuk yang jelas," tandasnya.

Pada kesempatan tersebut Nasir berharap menristek yang baru dapat merealisasikan cita-citanya akan riset di Indonesia yang mendapat anggaran lebih banyak dan lebih terarah sesuai kebutuhan bangsa.

"BRIN supaya mengintegrasikan semua riset yang ada di Indonesia. Ini yang saya cita-citakan awal. Dengan keluarnya Undang-undang Sisnas Iptek, mudah-mudahan (integrasi riset oleh BRIN) direalisasikan oleh Pak Menteri Bambang. Dengan adanya BRIN ini, sesuai amanat Undang-undang Nomor 11 Tahun 2019 (integrasi riset) bisa terlaksana dengan baik," tutup Nasir. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler