Baru Diangkat, Menteri Budi Sudah Bikin Terobosan untuk Wisata

Selasa, 01 November 2016 – 05:57 WIB
Kapal pesiar di Labuan Bajo. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA-Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi baru menjabat selama beberapa bulan di Kabinet Kerja.

Namun, dia sudah mendapat acungan jempol dari rekan-rekannya di kabinet.

BACA JUGA: Asyik, Pengajuan Pengunaan Nama Kapal Bisa Dilakukan Secara Online

Salah satunya dari Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Hal ini setelah Budi melakukan langkah cepat membuka pelabuhan khusus pariwisata di Labuan Bajo, NTT.

BACA JUGA: Penuhi Pasokan Daging di Jakarta, KM Camara Bawa 500 Sapi

Arief menilai pelabuhan khusus pariwisata sebagai fasilitas sandar kapal-kapal pesiar atau cruise dan yacht atau perahu pesiar di Labuan Bajo sebagai bentuk kerja serius Budi.

Menurut Arief ini adalah dukungan konkret Kemenhub untuk membuka potensi kedatangan yacht, yang ditargetkan menembus 6.000 yachters sampai 2019 mendatang.

BACA JUGA: Kembangkan 20 SKPT, KKP Kembali Perkuat Kerjasama dengan Rusia

“Pak Menhub Budi Karya sangat cepat mengeksekusi banyak bottlenecking! Cara kerjanya sudah seperti swasta saja, cepat, dan berorientasi pada customers. Terima kasih banyak Pak Menhub, itu sangat membuka peluang dan harapan bagi Wisata Bahari ke Labuan Bajo dengan ikon Komodo itu,” ungkap Arief.

Menhub Budi Karya, saat meninjau Pelabuhan Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Minggu (30/10) menjelaskan bahwa Labuan Bajo adalan satu diantara 10 top destinasi wisata yang diputuskan  Presiden Joko Widodo.

Karena itu, kebutuhan pariwisata ini didahulukan, agar bisa cepat menggerakkan perekonomian.

“Konsentrasikan Labuan Bajo ini sebagai pelabuhan turis dan penumpang. Tujuannya supaya yacht dan cruise bisa bersandar masuk ke sini,” kata Budi.

Sebelumnya, media internasional pada 2015 lalu menempatkan Labuan Bajo sebagai the best snorkel site, nomor dua, setelah Raja Ampat, Sorong. Nomor tiganya diisi Kepulauan Galapagos.

Inilah yang membuat Menhub Budi tergugah mengembangkan wisata yacht dan kapal pesiar yang paling cocok buat wisman.

“Jadi wajar dan perlu dibangun berbagai fasilitas pendukung seperti sarana transportasi ke destinasi unggulan dan utama seperti di Labuan Bajo,” katanya.

Saat ini, peti kemas terlihat masih bertumpuk di Pelabuhan Labuan Bajo.

Ke depan, fungsi pelabuhan barang akan dilaihkan ke pelabuhan lain.

Fokus pelabuhan barang akan dialihkan ke Pelabuhan Maumere, Sikka.

Pemisahan itu dilakukan agar tiap pelabuhan memiliki fokus serta tidak saling mendahului.

“Pemindahan itu tidak akan mengurangi pendapatan penduduk. Karena turis juga bisa jadi pendapatan penduduk sini. Di sini kerja 10 ribu. Lalu kita buat titik lagi. Jadi akan ada tambahan lapangan kerja. Penduduk sini, bisa saja buat restoran di bukit sana,” ujarnya.

Budi juga berencana membuat satu pelabuhan baru yang berfungsi sebagai pelabuhan pengumpan.

Hanya saja, masih dilakukan pengkajian untuk mencari lokasi untuk pelabuhan baru tersebut.

Soal pemindahan ini, Budi mengatakan tidak butuh waktu lama.

Sementara itu terkait pengelola Pelabuhan Labuan Bajo sebagai pelabuhan penumpang, Budi mengatakan baik pihak swasta dan negeri saling bersinergi.

“Tidak lama. Untuk waktunya mungkin setahun. Saya sudah minta Pelindo untuk urus itu. (Pelni) tidak akan jadi yang ketiga. Sinergi semuanya. Karena ini semua aset negara. Termasuk swasta juga (pelihara) aset negara. Tidak boleh ada yang terpinggirkan,” tuturnya.

Keinginan Menhub tadi sejalan dengan program Kementerian Pariwisata.

Sebelumnya, Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu juga berkomitmen dengan pengembangan wisata dengan pembangunan banyak marina atau dermaga yacht di tanah air.Termasuk Labuan Bajo.

“Kami jadi makin optimistis menangkap potensi pasar 6.000 yacht.

Jika sudah didukung Kemenhub, mimpi meraup devisa Rp 6 triliun dengan asumsi setiap yacht bisa menghabiskan Rp 1 miliar setiap kali datang, sangat mungkin bisa diraih.

Saat ini, birokrasi dan perizinan yang selama ini menghambat masuknya yacht dan kapal pesiar ke Indonesia sudah dipangkas.
Yachter-yachter dunia langsung disambut dengan pengurusan dokumentasi yang tidak ribet.

CAIT, untuk izin masuk yacht ke perairan Indonesia, bisa diakses dengan cara yang sangat mudah.

Tinggal klik https://yachters-indonesia.id dan mengisi form yang tersedia, para yachter sudah bisa masuk ke Indonesia.

Deregulasi lain yang sudah dilakukan adalah Cabotage Cruise, atau kapal pesiar asing, yang boleh menaik-turunkan penumpang di sejumlah pelabuhan di Indonesia. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dorong Teknologi Karya Anak Bangsa, Kemenhub-BPPT Jalin Kerjasama


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler