Basmi Terorisme, Indonesia Perkuat Kerja Sama dengan Australia

Jumat, 16 Juni 2017 – 01:54 WIB
Suhardi Alius (baju putih). Foto: Istimewa for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Indonesia dan Australia terus memperkuat sinergi dalam penanggulangan terorisme.

Hal itu tercetus dalam pertemuan antara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius dengan Duta Besar Kontra Terorisme Australia Paul Foley di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (15/6).

BACA JUGA: Indonesia Seharusnya Mengikuti Sistem Penyiaran di Australia

Pertemuan itu juga dihadiri Penasihat Kepala Bagian Politik dan Diplomasi Publik Brad Armstrong serta perwakilan Kontra Terorisme Canberra Chris Withers.

"Kami memiliki kepentingan yang sama terkait penanggulangan terorisme. Karena itu, kami saling bertukar pendapat, informasi, dan program penanggulangan terorisme serta penerapannya. Ke depan kerja sama ini akan terus ditingkatkan dan lebih dikuatkan lagi, agar hasilnya bisa maksimal," tutur Suhardi.

BACA JUGA: TNI Sebar Foto 4 Teroris, Ini Penampakannya

Berkaca dengan keberadaan ISIS yang sekarang sudah bergerak di Marawi, Filipina, Suhardi mengungkapkan, pihaknya dan delegasi Australia juga sepakat untuk menggarisbawahi keberadaan foreign terrorist fighters (FTF).

Australia banyak meminta masukan banyak hal, baik FTF Indonesia di Marawi juga kasus teror bom di Kampung Melayu.

BACA JUGA: Cak Imin Bahas Penanggulangan Terorisme Dengan Dubes Rusia

"Mereka telah mengalami banyak kekalahan di Suriah dan Irak sehingga sekarang menjadikan Asia Tenggara sebagai basis baru. Bisa saja karena FTF ini berpindah-pindah mereka menyusup ke Indonesia atau Australia. Makanya, kami harus perkuat sinergi untuk benar-benar mengantisipasi FTF ini," tegas mantan Kapolda Jabar ini.

Pada kesempatan itu, Foley juga banyak bertanya tentang program deradikalisasi.

Suhardi menjelaskan bahwa  sejauh ini deradikalisasi berjalan baik.

“Kami merasa cukup sukses. Sebab, yang menjalani program ini berkisar 500 orang, sementara residivis hingga kini hanya berjumlah tiga orang. Kami anggap program deradikalisasi kami cukup berhasil," jelas Suhardi.

Sehari sebelumnya, Suhardi juga menerima kunjungan Wakil Koordinator Kontra Terorisme Amerika Serikat Alina Romanowski didampingi staf politik Kedutaan Besar Amerika Serikat Amit Mathur.

Pertemuan itu juga membahas penguatan sinergi penanggulangan terorisme antara kedua negara, khususnya dalam mengantisipasi konflik yang tengah terjadi di Marawi. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanya Bisa Evakuasi 134 Warga Keluar dari Marawi


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler