jpnn.com, MARAWI - Krisis keamanan di Kota Marawi, Provinsi Lanao del Sur, Mindanao, Filipina, segera berakhir.
Itu awalnya menjadi keyakinan Presiden Rodrigo Duterte setelah pemerintah dan militan menyepakati gencatan senjata pada Sabtu (3/6).
BACA JUGA: Kapolri Pastikan 16 WNI dari Marawi Adalah Jemaah Tablig
Sayangnya, rehat tempur selama empat jam kemarin (4/6) itu tidak seefektif bayangan semua pihak.
Seharusnya gencatan senjata berlangsung mulai pukul 08.00 waktu setempat sampai tengah hari atau pukul 12.00 waktu setempat.
BACA JUGA: Ada Petinggi Militer Indonesia Bertaruh Nyawa ke Suriah, Siapa?
Kemarin, tepat pukul 08.00, sirene tanda gencatan senjata meraung-raung di seluruh Marawi.
Penduduk yang tinggal di wilayah terpencil atau yang selama ini terjebak pertempuran pun bergegas menuju mobil-mobil evakuasi.
BACA JUGA: Mengejutkan! Keluarga Pemimpin ISIS Ada di Indonesia
Ya, tujuan gencatan senjata memang evakuasi warga.
''Target kami adalah mengevakuasi sekitar seribu warga sipil hari ini,'' kata Wali Kota Marawi Majul Gandamra sebelum tanda gencatan senjata berbunyi.
Total sekitar 2.000 warga masih terperangkap di Marawi sejak pecah pertempuran sengit antara militer Filipina (AFP) dan militan.
Kemarin, di tengah gencatan senjata, aparat hanya bisa mengevakuasi 134 warga. Jumlah tersebut sangat jauh dari target.
AFP menyalahkan militan atas gagalnya agenda evakuasi warga sipil kemarin.
''Sekitar pukul 09.00 terdengar baku tembak. Warga yang sudah bersiap mengungsi pun ketakutan karena mengira gencatan senjata buyar.
Mereka lantas kembali ke rumah masing-masing,'' terang sumber AFP kemarin. (AFP/Reuters/ABS-CBN/inquirer/hep/c14/any/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... TNI Sweeping Penumpang Kapal, Perketat Perairan Nunukan
Redaktur & Reporter : Natalia