jpnn.com, BATAM - Kepala Bea Cukai Batam Ambang Priyonggo meyakini Batam Logistics Ecosystem (BLE) merupakan solusi untuk ekosistem logistik yang lebih tertata dan efisiensi yang semakin terjaga.
Hal itu terlihat dari progres dan capaian implementasi BLE yang kali ini dipaparkan di depan para pemangku kepentingan, mulai dari unsur pemerintah hingga bisnis atau swasta pada acara sharing session dan publik hearing yang berlangsung Jumat (26/11).
BACA JUGA: 8 Bulan Diluncurkan, Begini Perkembangan Batam Logistics Ecosystem
“Semakin banyak yang ikut bergabung dalam ekosistem kita, maka manfaatnya akan semakin dirasakan oleh orang-orang yang terlibat pada sistem ini, pada ekosistem yang kita bangun bersama ini,” ujar Ambang Priyonggo melalui keterangan yang diterima Senin (29/11).
Ketua Tim BLE Bea Cukai Batam Dwi Jogyastara dalam paparannya menyampaikan melalui Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020, pemerintah telah menyusun langkah-langkah untuk melakukan penataan logistik dan sudah disusun dalam rangka rencana aksinya.
BACA JUGA: Inilah Pencapaian Peningkatan Utilitas Batam Logistic Ecosystem
"Ada empat pilar, salah satunya adalah simplifikasi antarlayanan pemerintah," papar Dwi Jogyastara.
Dia menyampaikan progres dan capaian tersebut yang pertama, yaitu telah diciptakannya penyederhanaan proses bisnis antarlayanan pemerintah (G2G).
BACA JUGA: Meluncurkan Batam Logistic Ecosystem, Begini Harapan Pak Luhut Pandjaitan
Dwi menjelaskan penyederhanaan proses bisnis layanan pemerintah di bidang logistik yang berbasis teknologi informasi diciptakan untuk menghilangkan repetisi dan duplikasi.
Layanan pemerintah di bidang logistik yang telah disederhanakan tersebut di antaranya, Ship to Ship & Floating Storage Unit (STS-FSU), persetujuan kedatangan kapal, perizinan usaha dan pemotongan kuota, layanan Single Submission (SSm) pengangkut, serta manajemen inventory pelabuhan.
"Progres dan capaian yang kedua, yaitu telah dibangunnya kolaborasi sistem layanan logistik antarpelaku usaha, baik di sektor swasta maupun pemerintah (G2B2B)," sebutnya.
Layanan logistik yang telah dikolaborasikan di antaranya untuk pemesanan truck, pemesanan kapal, dan pemesanan gudang.
Layanan tersebut telah berjalan dan telah dilakukan banyak transaksi.
"Layanan pemesanan truck telah terdapat 44 transaksi, layanan pemesanan kapal terdapat 97 transaksi, serta layanan pemesanan gudang terdapat sebanyak 195 transaksi," jelasnya.
Progres dan capaian yang ketiga, yaitu adanya kemudahan transaksi pembayaran penerimaan negara dan fasilitasi pembayaran antarpelaku usaha terkait proses logistik.
Terkait hal ini, Dwi menyampaikan BLE telah bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk memfasilitasi pembayaran layanan logistik trucking, shipping, warehousing dan depo kontainer.
Berikutnya, progres dan capaian yang keempat, yaitu perbaikan infrastruktur tata ruang dan sistem kepelabuhanan yang mendukung digital and green port.
Contohnya, Autogate system (AGS) yang dilengkapi optical character recognition (OCR) telah selesai dibangun dan diuji coba.
Selain itu, juga telah dibangun pula Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) serta proyek perkerasan container yard (CY) seluas 2 hektare di Dermaga Utara Pelabutan Batu Ampar.
“Berbagai progres dan capaian tersebut diharapkan dapat semakin membuktikan BLE sebagai solusi untuk logistik yang lebih tertata dan efisiensi yang semakin terjaga,” tegas Kepala Bea Cukai Batam Ambang Priyonggo. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi