Batasi Jumlah Karyawan Kantor, Anies Baswedan: Kami Pantau dari Jumlah Kendaraan

Senin, 08 Juni 2020 – 18:41 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Foto : Antara /HO-DKI Jakarta Provincial Government PR

jpnn.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akui bahwa pihaknya tidak akan memantau langsung kantor-kantor di Jakarta untuk memastikan mereka mematuhi aturan masa transisi. Menurutnya, pengawasan semacam itu tidak diperlukan.

Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta telah mengeluarkan protokol yang harus dipatuhi agar pandemi virus corona tak meluas di masa transisi. Salah satunya adalah mewajibkan kantor dan industri membatasi jumlah karyawan menjadi 50 persen per sif kerja.

BACA JUGA: Keren! Anies Baswedan Terpandang di Dalam Sebuah Forum Internasional

Anies mengatakan, untuk mengetahui tingkat kepatuhan terhadap aturan tersebut cukup dilihat dari jumlah kendaraan yang lalu lalang di jalanan ibu kota.

"Kita akan lihat itu bukan dari satu per satu. Ini kan ada puluhan hingga ratusan ribu kantor. Kami akan bisa lihat dari jumlah kendaraan masuk Jakarta di Sudirman-Thamrin, kendaraan umum, di situ kita akan lihat 'overall" (keseluruhan)," kata Anies di Jakarta, Senin (8/6).

BACA JUGA: Mufida PKS Tidak Rela Anies Baswedan Dianggap Menerapkan New Normal

Oleh karena itu, kata Anies, jika secara umum kasus COVID-19 meningkat maka hal itu berpotensi kembali sektor perkantoran akan ditutup. Pemprov DKI Jakarta juga mengimbau agar perkantoran membagi jam kerjanya dua sif agar tidak terjadi penumpukan manusia.

"Ini semua kami pantau, dari Satpol PP juga akan memeriksa. Tapi pengaturannya memang diberikan pada tiap-tiap kantor, hari ini jumlah orang yang berangkat juga tidak menumpuk. Mudah-mudahan ini suatu tanda bahwa kantor-kantor sudah mengatur," katanya.

BACA JUGA: Kalimat Anies Baswedan Usai Salat Jumat Berjemaah

Untuk menghindari kepadatan di moda transportasi dan stasiun-stasiun penunjangnya saat hari pertama masuk kerja ini, Pemprov menegaskan di semua tempat akan diatur sebisa mungkin untuk adanya jarak.

Namun dia mengakui adanya tantangan di lokasi-lokasi perpindahan penumpang atau transit.

"Kalau halte yang mengantre ke luar, itu bisa dikelola di luar. Tapi lokasi perpindahan semisal bis, biasanya tempatnya lebih padat. Itu sudah disiapkan teknisnya oleh pengelola," ucap Anies. (ant/dil/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler