Batik Klasik Yogyakarta Punya Empat Motif Andalan, Begini Penjelasannya

Sabtu, 02 Oktober 2021 – 17:26 WIB
GKBRAy Adipati Paku Alam X menjelaskan ragam motif batik Yogyakarta pada acara Membatik Bersama Mendunia 2021. Foto: Tangkapan layar pada akun Dharma Pertiwi di Youtube

jpnn.com, JAKARTA - Istri Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GKBRAy) Adipati Paku Alam X menyampaikan paparan terkait batik klasik Yogyakarta pada acara Membatik Bersama Mendunia 2021.

Dia menjelaskan batik Yogyakarta mewarisi motif kerajaan Mataram Islam yang menunjukkan ragam geometria yang didominasi warna tanah yang cenderung gelap.

BACA JUGA: Peringati Hari Batik, Iriana Jokowi Ajak Masyarakat Menjaga Warisan Bangsa

"Seperti cokelat tua, biru tua, hitam, dan juga ada yang terang yaitu putih terang," katanya, Sabtu (2/10).

GKBRAy menuturkan empat motif utama batik Yogyakarta yaitu Parang, Semen, Ceplok, dan Nitik.

BACA JUGA: Jual Beli Seragam Batik SD dan SMP Ditiadakan, Cegah KKN

Motif Parang memiliki ciri khas dengan kemiringan 45 derajat yang menggambarkan lereng gunung atau bukit.

"Motif Parang merupakan motif sakral yang dipakai oleh raja dan keluarganya," terang GKBRAy.

BACA JUGA: Lestarikan Batik, Pigeon Hadirkan 3 Motif Baru

Kemudian, batik Semen memiliki makna berseminya kehidupan baru yang penuh harapan akan kebaikan dan kebahagiaan. 

"Komponen utama motif semen biasanya terdiri dari kehidupan darat, disimbolkan dengan gunung, tumbuhan, atau hewan darat," tutur GKBRAy. 

Motif semen juga bisa mengandung unsur air yang disimbolkan dengan ikan, hewan-hewan air lainnya, atau sisik.

Bisa juga menggambarkan kehidupan udara yang dengan motif sayap atau burung.

 Untuk motif Ceplok, kata GKBRAy , digambarkan dengan perpaduan pola geometris yang disusun berulan dan bentuk flora atau fauna.

"Misalnya motif Kawung berupa empat bulatan yang melambangkan kiblat papat lima pancer," tuturnya.

Motif lainnya ialah Nitik yang mendapat anugerah kekayaan intelektual indikasi geografis.

"Canting yang digunakan untuk membuat motif Nitik memiliki bentuk yang khusus, yakni ujung canting yang terbelah empat" ucap GKBRAy.

Metode pembuatan motif Nitik juga berbeda dari motif lainnya yang diseret. Motif yang digunakan merupakan motif titik klasik.

Salah satu dari motif Nitik ialah Nogosari yang melambangkan kemakmuran dan kesuburan.

Untuk diketahui, acara Membatik Bersama Mendunia 2021 ini digelar oleh Dharma Pertiwi dan Yayasan Batik Indonesia untuk memperingati Hari Batik Nasional. (mcr9/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Natalia
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler