jpnn.com - Para peneliti Denmark menyebutkan bayi yang memiliki batuk rejan (pertusis) mungkin memiliki peningkatan resiko epilepsi dikemudian hari. Namun Anda tidak perlu khawatir karena bayi bisa dilindungi terhadap batuk rejan. Dengan demikian mereka juga dilindungi terhadap risiko epilepsi dengan vaksin pertusis.
Penelitian dilakukan di Denmark, di mana peneliti mengidentifikasi 4.700 anak yang lahir antara tahun 1978 dan 2011 dan telah didiagnosis dengan batuk rejan. Sekitar setengah dari anak-anak ini telah didiagnosis sebelum mereka berusia 6 bulan.
BACA JUGA: Lari... Lari... Ayo Kita Lari!
Setiap anak dibandingkan dengan 10 anak-anak yang sehat dari populasi umum. Di antara 4.700 anak-anak yang memiliki pertusis, 1,7 persen kemudian mengembangkan epilepsi.
Setelah disesuaikan untuk variabel kesehatan termasuk usia kehamilan, cacat bawaan, sejarah ibu epilepsi, para peneliti menghitung bahwa risiko mengembangkan epilepsi pada anak usia 10 tahun yang batuk rejan adalah 70 persen lebih tinggi daripada anak yang tidak memiliki rejan batuk.
BACA JUGA: 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Merugikan Jantung Anda
“Kita tidak bisa mengatakan bahwa jika seorang anak memiliki epilepsi itu karena infeksi pertusis,” kata penulis utama, Dr. Morten Olsen, seperti dilansir laman youthhealthmag, Minggu (27/12).
“Dalam hal apapun, risiko mutlak untuk epilepsi sangat kecil. Sekitar 2 dari 100 orang. Jadi Anda tidak perlu panik," ujar Olsen.
BACA JUGA: Bahaya Langsung Tidur Tanpa Membersihkan Make Up
Anak-anak yang menderita batuk rejan telah dikenal memiliki kejang selama sakit dan menderita kerusakan otak. Tapi ini adalah studi pertama yang menemukan hubungan antara batuk rejan dan epilepsi.
Bagaimana dua kondisi yang terkait tidak jelas, tetapi penulis menyimpulkan bahwa batuk parah yang terjadi dengan batuk rejan bisa mengurangi aliran oksigen ke otak.(fny/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pecinta Batu Akik Masuk Sini! Kita Belajar Sejarah Giok
Redaktur : Tim Redaksi