jpnn.com - Batuk dan pilek atau selesma merupakan penyakit yang dapat menyerang siapa saja, termasuk ibu hamil. Jika saat hamil Anda mengalami batuk atau selesma, kondisi tersebut tentu dapat mengganggu kenyamanan serta janin di dalam rahim.
Batuk saat hamil
Pada saat hamil, ibu tetap rentan terkena penyakit. Bahkan, ibu hamil lebih rentan lagi terkena penyakit. Akibatnya ibu hamil jadi sulit untuk sembuh karena sistem kekebalan tubuhnya menurun dan kurang efektif dalam melakukan perlawanan terhadap virus dan bakteri.
BACA JUGA: 5 Tanda Anda Hamil Bayi Kembar
Ada banyak sekali virus yang dapat menyebabkan batuk dan pilek pada ibu hamil. Pilek biasanya dapat terjadi selama 1 minggu, namun batuk dapat bertahan hingga 3 minggu.
Namun, meski mengalami batuk dan merasa lelah, ibu hamil bisa tetap tenang karena gejala batuk pilek atau selesma umumnya tidak mengganggu janin.
BACA JUGA: Bolehkah Ibu Hamil Konsumsi Minuman Energi?
Rasa sakit tenggorokan, hidung berair atau tersumbat, bersin, dan batuk, rentan membuat ibu hamil lemah. Meski demikian kondisi ini pada umumnya tidak berpengaruh terhadap kesehatan janin di dalam rahim.
Apa yang perlu diwaspadai?
Beberapa kondisi yang justru dapat memengaruhi janin adalah jika ibu hamil yang terkena batuk dan pilek mengonsumsi obat-obatan untuk batuk dan pilek secara sembarangan. Untuk itu, pada saat ibu hamil terserang batuk dan pilek, sebaiknya tidak mengonsumsi obat tanpa resep dokter.
BACA JUGA: IdulAdha Tiba, Bolehkah Ibu Hamil Makan Daging Kambing?
Meskipun tergolong obat bebas yang dapat dibeli di toko, obat untuk batuk dan pilek tidak semuanya aman untuk ibu hamil. Sebaiknya ibu hamil selalu berkonsultasi mengenai obat-obatan yang akan dikonsumsi kepada dokter, sehingga kesehatan janin senantiasa terjaga.
Selain itu yang harus dihindari adalah mengonsumsi antibiotik secara sembarangan. Padahal, pada dasarnya keluhan seperti batuk, hidung tersumbat, hidung berair, bersin, dan nyeri tenggorokan merupakan suatu penyakit ringan – pada saluran napas atas - yang disebabkan oleh berbagai jenis virus dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Pengobatan antibiotik mungkin diperlukan, dan dokter mungkin meresepkan. Tapi, antibiotik tersebut hanya diberikan jika infeksi pada saluran napas atas terbukti disebabkan oleh bakteri.
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan
Penanganan batuk dan pilek pada ibu hamil sebenarnya cukup sulit. Oleh karena itu sebenarnya pencegahan merupakan langkah yang lebih tepat. Untuk mencegah ibu hamil terkena batuk dan pilek, beberapa tips yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
- Rajin cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, terutama setelah berdekatan atau berinteraksi dengan seseorang yang sedang mengalami batuk dan pilek atau selesma.
- Bila mungkin, hindarilah mereka yang sedang mengalami batuk atau pilek.
- Hindari menyentuh mata dan hidung, terutama saat belum mencuci tangan dan pada saat sedang berada di luar ruangan.
- Bersihkanlah ruangan di rumah atau di kantor sesering mungkin. Sebab, virus-virus mungkin menempel di berbagai permukaan di ruangan tertutup.
- Hindari penggunaan alat makan dari seseorang yang sedang mengalami batuk pilek.
- Hindari menggunakan handuk dari seseorang yang sedang mengalami batuk pilek.
Selain beberapa kiat di atas, konsumsi makanan dan minuman yang sehat serta istirahat yang cukup juga membantu agar ibu hamil tetap fit dan tidak mudah tertular. Jika akhirnya kondisi batuk saat hamil terjadi juga, diharapkan penyakittersebut tidak berlangsung terlalu lama.(NP/RVS/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Perawatan Kecantikan ini Perlu Dihindari Saat Hamil
Redaktur & Reporter : Yessy