jpnn.com - TIMIKA - Kecelakaan pesawat terjadi di Lapangan Terbang (Lapter) Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Senin (2/5) sekitar pukul 06.30 pagi WIT. Cessna Grand Caravan C208 B EX milik Pemda Mimika, yang baru dibeli tahun lalu, tergelincir.
Pesawat ini tergelincir setelah mengalami pecah ban di bagian kiri saat mendarat. Hingga sore kemarin, pesawat nahas masih berada di pinggir Lapter Ilaga dan sedang dalam proses evakuasi. Akibat kejadian tersebut, pesawat kedua yang pernah dibeli Pemda Mimika itu untuk sementara waktu tertahan di Ilaga.
BACA JUGA: Penyelundup Organ Satwa Liar Ditangkap
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Mimika, John Rettob saat ditemui Radar Timika di fasilitas bandara Pemda Mimika kemarin, membenarkan kejadian tersebut.
Dia menjelaskan, pecahnya ban pesawat, banyak faktor penyebabnya. Bisa jadi kondisi lapter banyak bebatuan. Apalagi lapter di daerah pedalaman, yang kemungkinan tersebut bisa saja terjadi. Atau pecahnya roda pesawat karena hard landing.
BACA JUGA: Mahasiswa PGRI NTT Mengadu Nasib ke Dewan, Ini Tuntutannya
“Tetapi dari keterangan pilot, pendaratan tenang-tenang saja. Jadi kemungkinan pecahnya roda pesawat dikarenakan batu-batu kecil yang ada di bandara. Karenanya pada saat hendak pendaratan, biasanya pihak bandara membersihkan area pendaratan. Tetapi dari peristiwa ini, semuanya baik-baik saja,” kata John, sembari mengungkapkan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
John menambahkan, pesawat milik Pemda Mimika itu tengah melakukan penerbangan dengan rute Timika-Ilaga. Dimana pesawat yang diawaki dua orang, yakni pilot dan copilot, saat kejadian sedang membawa beras Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kabupaten Ilaga. Informasi yang diperoleh Radar Timika, pesawat tersebut dipiloti oleh Djaron dan copilot, Foo Wayan.
BACA JUGA: Lihat Para Pelajar ini Seberangi Lautan demi ke Sekolah
Namun pada saat melakukan pendaratan, roda sebelah kiri pesawat pecah. Sehingga pilot mengarahkan ke sebelah kiri runway, agar tidak mengganggu pesawat lain yang hendak mendarat di Lapter Ilaga.
Biasanya, lanjut John, jika ada kejadian seperti itu, maka proses evakuasi menggunakan balon udara. Tapi karena berada di pedalaman, fasilitas tersebut tidak ada. Sehingga hanya mengandalkan perbaikan yang dilakukan secara manual, yakni dengan mengangkat secara manual bagian sebelah kiri pesawat yang tertanam di lumpur.
“Mekanik dari Timika sudah berangkat ke Ilaga untuk melakukan pergantian ban. Kalau tidak ada halangan, pesawat sore (kemarin, red) sudah kembali. Atau paling tidak besok (hari ini, red) pesawat sudah bisa kembali ke Timika. Intinya, kondisi pesawat tersebut tidak mengalami kerusakan parah,” terangnya.
Sementara itu, terkait kejadian tersebut, seluruh kerugian ditanggung pihak pengelola, dalam hal ini Asian One Air. Hal ini lantaran Pemda Mimika sudah bekerja sama dengan pihak Asian One Air dalam hal pengoperasian dan maintenance. (rex/adk/jpnn)
Grafis
Pesawat Cessna Grand Caravan C208 B EX
1. Daya Muat 1200 Kg.
2. Punya perangkat khusus, mampu menambah beban sampai 1450 Kg.
3. Memuat 9 orang.
4. Bisa landing di landasan 600-700 meter.
5. Bisa terbang di ketinggian 14000-18000 feet.
6. Instrumen cockpit sudah sama dengan pesawat Boeing 737.
7. Cessna dilengkapi Garmin 1000 yang artinya sudah bisa auto pilot.
8. Dibeli dengan harga Rp 37 Miliar, produksi AS.
9. Dioperasikan oleh PT Asian One Air.
Kronologis Tergelincirnya Pesawat Pemda Mimika
1. Senin (2/5) sekitar pukul 05.50 WIT pagi, Pesawat Cessna Grand Caravan C208 B EX milik Pemda Mimika, take off dari Timika tujuan Ilaga.
2. Tiba di Lapter Ilaga sekitar pukul 06.50 WIT, ban kiri pesawat pecah.
3. Pilot langsung mengarahkan pesawat ke sisi kiri runway Lapter Ilaga, agar tidak mengganggu penerbangan lain.
4. Saat terbang pesawat mengangkut beras milik PNS Pemda Puncak.
5. Senin (2/5) siang, teknisi diterbangkan ke Ilaga untuk melakukan perbaikan.
5. Tidak ada korban jiwa.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gagal Menyalip, Pengendara Motor Tewas Mengenaskan
Redaktur : Tim Redaksi