jpnn.com - BERAWAL dari keingintahuan terhadap ilmu chiropractic yang unik dan belum ada di Indonesia, dr Tinah Tan, B.Med, B.AppSc, B.Chiro Sc kini malah dikenal sebagai dokter chiropractic wanita pertama di Indonesia.
Perjuangannya untuk memperkenalkan pengobatan dengan metode chiropractic kala itu juga tidak mudah. Seperti apa?
-------------
Brigita Sicillia, Jakarta
------------
Dokter chiropractic (chiropraksi dalam bahasa Indonesia) saat ini sudah mulai bermunculan. Kliniknya pun sudah mulai banyak dan ada di hampir seluruh bagian Jakarta. Tapi saat Tinah pertama kali memperkenalkan chiropractic di Indonesia sekitar 2001 lalu, ceritanya jauh berbeda.
BACA JUGA: Susah-Susah Gampang tapi Cukup Rasakan Beban Moral
Diambil dari kata Yunani, yaitu chiro yang berarti oleh tangan dan practic yang artinya praktik. Chiropractic merupakan ilmu pengobatan alternatif ilmiah yang dapat memperbaiki susunan tulang belakang yang salah, yang dapat menyebabkan iritasi atau gangguan pada sistem saraf.
Tulang belakang dianggap sebagai ’’terminal’’ di mana semua saraf-saraf berkumpul. Terdapat ratusan saraf yang ada di tulang belakang dan setiap saraf terhubung dengan sistem regulasi tubuh dan mengontrol semuanya.
BACA JUGA: Kisah - Kisah Keluarga Penumpang Malaysia Airlines MH370
’’Saya kenal chiropractic waktu di Australia, tadinya saya tidak tahu ada ilmu itu. Tapi karena unik ditambah lagi, waktu itu di Indonesia belum ada, jadi saya pikir why not saya belajar dan kemudian membawa ilmu itu ke Indonesia,’’ jelas alumni Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya, Jakarta ketika ditemui INDOPOS (Grup JPNN) saat tengah melangsungkan Wisuda Dokter Chiropraksi Indonesia dari Program Konversi Biomechanical Medicine di Kelapa Gading, Jakarta, belum lama ini.
Berbekal ilmu kedokteran umum, Wakil Ketua Perhimpunan Chiropraksi Indonesia (Perchirindo) itu pun kemudian memutuskan menempuh pendidikan chiropraksi selama 3 tahun di Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT), Melbourne, Australia.
BACA JUGA: Adopsi Panti Jompo Jepang, Ada Ruang Spa dan Ofura
Tinah memulai karir profesionalnya sebagai seorang dokter chiropractic ketika mendapat kesempatan bekerja pada Southern Chiropractic Clinic, Moorabbin, Victoria, Australia sejak 1998 sampai 2000.
Kemudian mencoba bekerja dengan institusi yang lain di Australia sampai 2001. Setelah merasa cukup belajar dan praktek di negara dimana ilmu chiropraksi berkembang pesat, ibu 3 orang anak itu pun akhirnya pede untuk membuka Klinik dr Tinah Tan (yang kemudian dilanjutkan dengan membuka Klinik Citylife Chiropractic) di Jakarta.
’’Dulu yah harus sabar. Karena tidak mudah memperkenalkan pengobatan baru yang orang Indonesia belum banyak kenal. Di Indonesia baru booming mungkin sekitar 2009 lalu yah,’’ urai wanita kelahiran Jakarta, 25 Maret 1973 itu.
Melihat makin banyak orang yang mengenal pengobatan chiropraksi, wanita yang pada 2010 lalu mendapat Rekor MURI sebagai dokter chiropraksi wanita pertama di Indonesia itu kini merasa perlu untuk membina chiropractor (sebutan dokter chiropraksi) muda yang bisa meneruskan pelayanannya.
"Sekaligus, bisa menguasai pasar di Indonesia. Karena saat ini, banyak sekali klinik-klinik chiropractic yang dikelola dokter-dokter asing. Ini tantangan bagi dokter chiropraksi lokal,’’ ungkapnya serius.
Maka itu, bersama dengan sejumlah dokter chiropraksi lain yang senior dan jumlahnya masih langka itu, dirinya membuka Sekolah Chiropraksi pertama di Indonesia dan membuka kelas Biomechanical Course bagi dokter yang ingin belajar tentang chiropraksi.
’’Bagi dokter yang berminat menjadi seorang chiropractor atau juga bisa disebut 'dokter tulang belakang', sudah ada biomechanical course yang disediakan untuk dokter indonesia dan sudah dilengkapi dengan kurikulum,’’ jelas penerima penghargaan FICC (Fellow of The International College of Chiropractor) karena mengembangkan ilmu Chiropractic di Indonesia.
’’Di Indonesia lebih aman dokter dulu karena kasus di sini cukup kompleks. Kalau di Australia bisa saja mereka yang bukan dari latar belakang dokter belajar chiropraksi. Tapi belajarnya 5 tahun untuk jadi dokter chiropractic. Kalau di sini kan mereka sudah dokter dulu, jadi tinggal tambah 3 semester atau 18 bulan,’’ paparnya.
Saat ini, Tinah tengah mengembangkan kurikulum untuk Chiropractic Assistant Training Program. Awalnya ilmu chiropractic ditemukan oleh seorang yang berasal dari Kanada, bernama DD Palmer pada tahun 1865.
Pengobatan ini sering dianggap tradisional karena tidak menggunakan obat-obatan maupun tindakan operasi. Prinsip dasar terapi ini adalah penyembuhan dengan tangan, tanpa obat atau operasi.
Namun Tinah lebih suka menyebut chiropractic sebagai complementary health medicine. Kebanyakan pasien yang datang ke klinik chiropractic umumnya mengeluh sakit pinggang, punggung, leher dan kepala. Namun masalah-masalah lain seperti sakit perut, migrain, asma, hiperaktif, bahkan lemah syahwat, dan sulit hamil pun bisa diatasi. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aldico Saparadan, Kembangan Stem Sell untuk Nyeri Sendi
Redaktur : Tim Redaksi