SURABAYA - Nyawa Mujiono melayang hanya sehari menjelang Idul Fitri. Kemarin (16/7) lelaki 40 tahun tersebut tewas seketika setelah motor Honda Vario yang dikendarainya menabrak pohon di Embong Malang. Dia membawa petasan dan kembang api.
Peristiwa mengenaskan itu terjadi pukul 11.30. Motor milik warga Kapas Krampung Gang Buntu tersebut melaju dari arah timur dengan kecepatan lumayan kencang. Ada enam kardus yang berisi petasan. ''Tahu-tahu motor oleng, lalu nabrak pohon,'' ucap seorang saksi di lokasi.
Persis sekitar tikungan arah ke Blauran depan Hotel 88, motor menabrak pohon dengan keras. Benturan itu berakibat fatal. Mujiono terluka parah di bagian kepala. Dia tewas.
Hingga kemarin, belum diketahui pasti penyebab motor tersebut oleng dan celaka. Beberapa warga mengungkapkan bahwa Mujiono mengantuk. Tapi, ada juga yang bilang bahwa motor jatuh karena kelebihan muatan. Pengendaranya tidak bisa menguasai setir.
Petugas Satlantas Polrestabes Surabaya yang mengamankan TKP, Aiptu Riwayanto, menduga penyebab kuat kecelakaan itu adalah kondisi korban yang mengantuk. Sebab, awalnya korban berjalan lurus. Tidak ada kesulitan membawa beban. ''Sanagt mungkin memang mengantuk,'' ungkapnya.
Untuk keperluan pemeriksaan, jenazah korban dibawa ke ruang jenazah RSUD dr Soetomo. Di sana korban divisum. Sementara motor korban dibawa ke Unit Lakalantas Satlantas Polrestabes Surabaya. Muatan petasan sudah dibawa keluarga korban.
Sementara itu, jajaran Polsek Buduran, Sidoarjo, yang berpatroli Selasa malam (15/7) mendapat hasil yang cukup memuaskan. Mereka berhasil menemukan 86 petasan berukuran besar yang disimpan dalam karung di Jalan Lingkar Timur, Desa Prasung, Buduran. Benda berbahaya itu tergeletak di pinggir jalan.
Wakapolres Sidoarjo Kompol Aditya Puji yang datang ke lokasi menuturkan, benda itu ditemukan atas kecurigaan salah seorang anggota. Ada salah seorang personel Polsek Buduran yang penasaran dengan benda di dalam karung di pinggir jalan itu. Dia lantas menepikan mobil patrolinya. ''Setelah dibuka, ternyata isinya petasan berukuran besar,'' kata Aditya.
Aditya menduga petasan berdiameter 8-10 cm tersebut sengaja ditaruh pemiliknya di tempat itu. Benda tersebut sengaja diperjualbelikan dengan sistem ranjau. Diduga, pemilik mengetahui saat benda itu ditemukan polisi sehingga memilih kabur. ''Kami masih mencari pemiliknya. Mudah-mudahan industri tersebut bisa dibongkar,'' ujarnya. (did/hen/mas/roz/pri)
BACA JUGA: Pasrah, Ribuan Penumpang Batal Mudik
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mertua Memasak Ketupat, Rumah Terbakar
Redaktur : Tim Redaksi