Bawang Merah dan Cabai Rawit Rubaru, Potensi Andalan Hortikultura Sumenep

Minggu, 27 Juni 2021 – 21:02 WIB
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto saat berada di Sumenep, Madura, Jawa Timur. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, SUMENEP - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) kembali melakukan terobosan untuk meningkatkan ekspor pertanian dalam bentuk merdeka ekspor.

Kegiatan yang akan digelar pada Agustus 2021 akan menyasar seluruh komoditas pertanian termasuk hortikultura.

BACA JUGA: Ditjen Hortikultura Kementan Kucurkan Bantuan Demi Menggenjot Produksi Bawang Putih

Peningkatan ekspor merupakan salah satu cara bertindak (CB) Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rangka memperkuat perekonomian negara yang secara teknis diimplementasikan oleh semua  jajaran Kementan.

Dalam menjalankan program tersebut, Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto telah berkeliling menemui petani di Jawa Tengah hingga ke Sumenep, Jawa Timur.

BACA JUGA: PA 212 Tuding Vonis HRS Pesanan Cukong, Uni Irma Bertanya Balik, Menohok

"Pak Mentan memerintahkan kami untuk melihat potensi ekspor hortikultura, sekaligus memastikan ketersediaan produksi cabai dan bawang merah menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN) Iduladha 2021," ucap Prihasto saat berada di Kecamatan Rubaru, Sumenep, Jumat (25/6).

Pada kunjungan kerjanya di Desa Karangnangka, Rubaru tersebut, Doktor Ilmu Tanah dari Universitas Putra Malaysia (UPM) itu mengapresiasi upaya petani Sumenep yang juga telah mengembangkan cabai rawit varietas lokal yang disebut-sebut afiliasi dari varietas Sigantung.

BACA JUGA: Novel Bamukmin Tuding Vonis HRS Pesanan Cukong, Adi Prayitno Berkomentar Begini

Di sana , sekitar 40 hektare dari 236 hektare tanaman cabai telah memasuki masa panen. Rata-rata total panen petani bisa mencapai 64 ton per hari untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Jatim maupun di Jawa Tengah dan sekitarnya.

Saat ini harga cabai rawit di tingkat petani Rp 12.500 per kilogram, tetapi harga itu masih menguntungkan petani.

Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengaku takjub dengan gebrakan yang telah dilakukan oleh Kementan di Sumenep.

"Kami akan mendukung penuh program Kementan yang akan dilaksanakan di Sumenep, dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Menteri Pertanian SYL yang telah memberikan bantuan kepada petani Sumenep", ucapnya.

Selain di Rubaru, rombongan dirjen hortikultura juga mengunjungi pertanaman bawang merah di Desa Rajun, Kecamatan Pasongsongan.

Sebagai sentra bawang merah off season di Jawa Timur, pertanaman bawang merah varietas rubaru ini diketahui panen 3 kali dalam setahun, dengan luas pertanaman 700 hektare.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sumenep Arif Firmanto juga menjagokan varietas rubaru itu yang memiliki kelebihan komparatif.

Menurut dia, varietas rubaru tahan HPT, sangat cocok diolah menjadi bawang goreng, kandungan airnya lebih sedikit, aroma harumnya khas dan gurihnya tidak akan kalah dengan varietas bawang merah yang lain.

"Insyaallah ke depan varietas ini akan menembus pasar ekspor," ujar dia.

Ketua Kelompok Tani Batu Langit Desa Lebeng Barat Kecamatan Pasongsongan Abdul Adim juga tak menampik bawang merah varietas rubaru diminati petani untuk dibudidayakan.

"varietas ini kebanggaan kami, petani juga sangat berminat menanamnya, dan disukai masyarakat, gampang jualnya, dan enak harganya," pungkas Adim. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler