Bayan Dapat Pinjaman USD 300 Juta

Kamis, 24 Juli 2008 – 11:45 WIB
JAKARTA – PT Bayan Resources Tbk bakal mendapat pinjaman sebesar USD 300 juta.  Pinjaman itu merupakan hasil sindikasi sejumlah bank, baik asing maupun lokal
Presiden Direktur Bayan Eddie Chin mengungkapkan, sindikasi perbankan itu beranggotakan sejumlah bank

BACA JUGA: Kontrak Gas Tangguh Selesai Akhir 2008

Yaitu, PT ANZ Panin Bank, Commerzbank Aktiengesellschaft Singapore Branch, Credit Industriel et Commercial, Mizuho Corporate Bank Ltd, DZ Bank AG, dan PT Bank Mandiri Tbk.
"ING Wholesale Banking, Standard Chartered Bank dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation menjadi lead arrangers dan bookrunners," ujar Eddie dalam keterangan resminya kepada pers.
Dana pinjaman tersebut, jelas Eddie, bakal digunakan perseroan untuk alokasi belanja modal dan refinancing (pembiayaan kembali)
Selain dari sindikasi perbankan tersebut, perseroan bakal mendapatkan dana segar dari proses penawaran saham perdana yang kini sedang berlangsung

BACA JUGA: Permata Syariah Luncurkan iB Umrah

"Semuanya untuk memperkuat struktur pendanaan perusahaan,"  tuturnya.
Seperti diketahui, produsen batu bara yang pada 2007 lalu berpendapatan Rp 3,4 triliun itu kini sedang dalam proses menuju lantai bursa, di mana PT Trimegah Securities Tbk menjadi penjamin pelaksana emisinya
Perseroan menargetkan bakal resmi listing pada 8 Agustus mendatang

BACA JUGA: Laba Charoen Tembus Rp 209 M

Dengan melepas 833,3 juta saham atau setara dengan 25 persen saham, perseroan diprediksi mampu meraup dana IPO hingga Rp 6,4 triliun
Perseroan bakal menggunakan dana IPO untuk ekspansi dan modal kerjaAntara lain untuk
pengembangan kawasan tambang yang belum dieksplorasi perseroanSaat ini, Bayan memiliki 8 tambang, di mana lima di antaranya belum digarapYaitu, tambang Fajar-Taba-Brian (FTB) dan Teguh-FirmanSementara tiga lainnya, Gunungbayan, Wahana, dan Perkasa Inakakerta sudah digarap
Kepala Riset PT Recapital Securities Poltak Hotradero menyatakan, prospek sektor pertambangan masih cerah dalam beberapa tahun ke depanApalagi, sektor batu bara yang menjadi substitusi minyak yang harganya masih tinggiMeningginya harga minyak membuat industri beralih ke batu bara yang, meskipun cukup mahal, harganya masih berada di bawah emas hitam itu"Entry barrier di sektor pertambangan sangat tinggiHal itu membuat para pemain yang sudah mapan saat ini akan terus melaju karena minimnya pesaing baru," jelas PoltakDia menambahkan, lantai bursa saat ini sangat bergantung pada kinerja saham-saham berbasis komoditas, termasuk sektor pertambangan. (eri)

BACA ARTIKEL LAINNYA... HIPMI Tawar Kenaikan Tarif Listrik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler