Bayar Utang di Warung, Lantas Bawa Anaknya Bunuh Diri

Kamis, 13 September 2018 – 06:04 WIB
Jenazah. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, BREBES - Seorang ibu muda bunuh diri di Sungai Pemali Brebes, Jateng. Seperti kejadian sebelumnya, perempuan ini juga membawa anaknya menenggelamkan diri di arus sungai besar itu.

E FIDIYANTO - Brebes

BACA JUGA: Waspada, Kesepian Salah Satu Pemicu Bunuh Diri

ISAK tangis keluarga pecah saat menyambut kedatangan jenazah Diyah Pamularsi, 24, warga Desa Bulakamba, Kecamatan Bulakamba, Brebes yang diduga bunuh diri di sungai Pemali bersama anak balitanya. Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 12.00 WIB setelah sebelumnya dilakukan otopsi oleh di RSUD Brebes.

Jenazah korban, Selasa siang (11/9) dimakamkan secara terpisah. Sang ibu, dimakamkan di tempat tinggal orang tuanya di Desa Bulakamba, sementara balitanya, Abdul Falak, 4, dimakamkan di Desa Pesantunan, Wanasari di kampung sang bapak.

BACA JUGA: Benarkah Orang Sukses Rentan Bunuh Diri?

Meski banyak yang menyebut pemicu aksi tak terpuji itu akibat masalah rumah tangga, namun sampai saat ini belum diketahui pasti. Pihak keluarga pun dibuat kaget.

Paman Diyah, Teguh mengungkapkan, keponakannya selama ini tertutup tentang kondisi masalah keluarganya yang dibangun 5 tahun lalu. Korban tidak pernah mengeluhkan permasalahan rumah tangganya. Namun, keluarga dari pihak perempuan mengetahui bahwa kondisi rumah tangga Diyah Pamulasi sering cekcok.

BACA JUGA: Penyakit Tak Kunjung Sembuh, Basaria Lompat dari Jembatan

"Kalau ditanya itu Diyah nggak pernah mengutarakan apa yang mereka alami. Keluarga di sini tahu mereka sering ribut, tapi nggak tahu yang diributkan masalah apa. Keluarga di sini juga kaget tahu ada kabar seperti ini (bunuh diri)," kata Teguh di usai prosesi pemakaman di Bulakamba, Selasa (11/9).

Teguh menjelaskan, sehari sebelumnya, Diyah menginap di rumahnya bersama anak balitanya. Selama di rumah Teguh, Diyah tidak menceritakan apa-apa. Terakhir menginap di rumahnya, Diyah berpamitan hendak pergi jauh.

Namun, keluarga mendapatkan laporan dari warga Desa Pesantunan bahwa Diyah mondar-mandir di sekitar tanggul sungai Pemali sejak Sabtu pakan lalu.

"Tidak ada firasat apa-apa dari keluarga. Kami kira dia lagi pusing dengan masalahnya dan sekedar ingin jalan-jalan. Sebelum ada kabar ini juga dia pergi ke warung untuk membayar utang," jelasnya.

Teguh mengungkapkan, sedari bayi, Diyah diasuh oleh keluarga dari pamannya. Kedua orangtuanya sudah meninggal dunia sejak dia masih bayi. Diyah menikah dengan Warga Desa Pesantunan Kecamatan Wanasari, Khairul Iksan,27, lima tahun lalu. Diyah hidup bersama keluarga suaminya dan dikaruniai seorang anak yang masih balita.

"Dari kecil itu yang mengasuh kami. Makanya mendengar kabar seperti ini keluarga di sini sangat terpukul," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Desa Bulakamba, Suntoro meminta suami korban, Khairul Iksan menjelaskan tentang kondisi rumah tangganya kepada keluarga pihak perempuan. Pasalnya, hingga kini, keberadaan suami korban belum diketahui. Sebelumnya, Khairul menengok anaknya yang ditemukan lebih dulu dari ibunya.

"Saat menjenguk anaknya, Khairul mengamuk dan kemudian pergi. Sampai sekarang belum diketahui keberadaannya. Keluarga pihak perempuan meminta Khairul segera menjelaskan apa yang menjadi permasalahan rumah tangganya. Biar keluarga di sini tidak suudzon. Kalau tidak juga kembali, keluarga perempuan akan melaporkan Khairul ke kepolisian," tandasnya. (*/ism)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasutri Minum Sianida Sebelum Tewas Berpelukan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler