Bayi Kembar Siam Rahma-Rahmi Butuh Uluran Tangan Anda

Selasa, 24 Mei 2016 – 10:50 WIB
Dokter yang tergabung dalam Tim Terpadu Kembar Siam Rahma-Rahmi dari RSUD Dr Soetomo Surabaya; dr Elizeus Hanindito (Kiri), dr Arie Utariani, dr Agus Harianto, dr Poerwadi melihat kondisi fisik bayi kembar siam di Rumah Sakit Awal Bros (RSAB) Batam, Lubukbaja, Rabu (20/4). Foto: Rezza Herdiyanto untuk Batam Pos

jpnn.com - BATAM - Operasi pemisahan bayi kembar siam Rahma Fairuz Maknuniyyah dan Rahmi Fahira Nahlannisa bakal menelan biaya sebesar Rp 1,6 miliar.

Uang sebanyak itu hanya untuk menanggung biaya habis pakai, seperti obat-obatan dan alat kesehatan yang digunakan selama pre-operasi, operasi, hingga pasca-operasi. 

BACA JUGA: GAWAT! Janda Terus Bertambah Di Kota Ini

"Sedangkan biaya tempat (RS Awal Bros) dan biaya dokter memang digratiskan," kata Direktur RS Awal Bros Batam, dr Widya Putri MARS seperti dikutip dari batampos (Jawa Pos Group), Senin.

Namun operasi belum bisa dijalankan menyusul dana untuk keperluan itu belum tersedia. Untuk itu, tim operasi pemisahan kembar siam Kepulauan Riau membuka rekening baru untuk mengumpulkan donasi. Masyarakat dapat menyalurkan donasi melalui rekening tersebut.

BACA JUGA: Harga Gading Gajah Sepasang Ini Segini, Luar Biasa!

"Rekening sudah siap dan akan segera kami sebarkan informasi ini ke perusahaan, bank, dan lembaga yang memiliki CSR," kata Penanggungjawab Komunikasi dan Publikasi Tim Operasi Pemisahan Kembar Siam Kepri, dr Shinta Trilusita.

Rekening itu dibuat di Bank Rakyat Indonesia (BRI). Nomornya, 0331-01-006402-53-8 atas nama Kembar Siam Kepulauan Riau. Tim berharap, banyak perusahaan, lembaga, maupun bank yang mengarahkan program tanggung-jawab sosialnya untuk membantu operasi ini. 

BACA JUGA: Gara-gara Kursi Wakil Gubernur Koalisi Sanur Pecah?

Operasi ini akan menjadi operasi pemisahan bayi kembar siam pertama di Kepri. Pasangan Djunaidy Bakrie dan Warmin Bahrudin telah menyetujui pelaksanaan operasi tersebut. Saat ini, Rahma dan Rahmi masih dirawat secara intensif di Rumah Sakit Awal Bros.

Tim masih memantau kondisi bayi yang lahir 29 Maret lalu itu. Mereka masih menunggu keduanya mencapai berat badan minimal 10 kilogram, sudah berusia 10 minggu dan laju haemoglobin (HB) mereka 10 gr/dl. 

Menurut tim dokter, kondisi keduanya membaik dari hari ke hari. Berat badan mereka, kini, tercatat 6120 gram. Setiap hari, berat badan mereka bertambah. 

“Untuk bisa dilakukan operasi, berat dari masing-masing bayi harus 5 kilogram," kata Ketua Tim Operasi Pemisahan Kembar Siam Kepri, dr Indrayanti, SpA, MARS. 

Indrayanti mengatakan, diperkirakan pada pertengahan Juli berat badan bayi kembar siam itu akan mencapai titik ideal untuk dilakukan operasi. "Namun jika ada masalah yang sangat urgent, operasi bisa saja dilakukan segera," katanya.

Indrayanti menjelaskan, ada kelainan jantung pada bayi Rahma. Denyut jantung bayi bernama lengkap Rahma Fairuz Maknuniyyah itu lemah. Sementara jantung saudara kembarnya, Rahmi Fahira Nahlannisa, terpantau normal.

Dia menambahkan, Tim Operasi Pemisahan Kembar Siam Kepulauan Riau melibatkan 20 dokter. Kepala Dinas Kesehatan Kepri, Tjetjep Yudiana bertanggungjawab atas tim ini. 

“Kami masih terus berkoordinasi satu sama lain,” kata Indrayanti.

Pengusaha Batam, Amat Tantoso, merupakan salah satu pengusaha yang menyatakan siap mendonasikan sebagian hartanya untuk operasi kembar siam perdana di Kepri ini. Kata dia, butuh partisipasi segala pihak untuk membantu operasi tersebut.

“Saya merasa terpanggil untuk melibatkan diri. Kita harus tunjukkan kalau Batam bisa. Makanya, saya merasa perlu datang ke sini memberi dukungan," ujar Amat.

Memang, biaya operasi dan rumah sakit gratis. Tapi biaya di luar biaya operasi akan sangat besar jumlahnya, “Tadi setelah saya tanya ke dokter setidaknya butuh dana Rp 1,1 miliar untuk kebutuhan obat sampai kedua bayi tersebut benar-benar pulih," katanya. (jpg/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sempat Buron, Tersangka Korupsi Alkes RSUD Batam Menyerahkan Diri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler