Bayi Korban Perdanganan Manusia Itu Menderita Anemia

Kamis, 08 Desember 2016 – 02:21 WIB
Ilustrasi. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com - MEDAN – Salah satu dari empat bayi korban perdagangan manusia menjalani perawatan serius di ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Pirngadi Medan. 

Pasalnya bayi berjenis kelamin perempuan itu, didiagnosa menderita demam dan anemia. Sedangkan kesehatan tiga bayi lainnya cukup baik.

BACA JUGA: Polisi Bongkar Sindikat Penjualan Bayi di Belawan

Bayi yang memiliki berat badan 6,5 Kg dan panjang 75 cm itu, memerlukan perawatan lebih. Hal itu diungkapkan Kasubbag Hukum dan Humas RSUD dr Pirngadi Medan, Edison Peranginangin kepada Sumut Pos (Jawa Pos Group).

Empat bayi itu masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr Pirngadi Medan pada Selasa (6/12) sekira pukul 20.53 WIB. Setelah dilakukan pemeriksaan, pada Rabu (7/12)  pukul 00.30 WIB, 4 bayi itu dibawa ke ruang anak untuk diberi penanganan dan perawatan lebih lanjut.

BACA JUGA: 50 Ribu Butir Ekstasi Diselundupkan dari Malaysia untuk Pesta Tahun Baru

Dikatakan Edison, bayi pertama dibawa ke ruang Neo Tanjung untuk mendapat perawatan karena menderita gangguan Inspeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA). 

Namun secara umum kondisi bayi yang memiliki berat badan 3.820 gram, panjang 55 cm, jenis kelamin laki-laki dan usia satu bulan 13 hari itu, secara umum sehat.

BACA JUGA: Rahimah Bersumpah Dirinya Tidak Bersalah

Sementara bayi kedua, juga mendapat perawatan yang sama di Ruang Neo Nati. Bayi dengan berat badan 4.500 gram, panjang 63 cm dan jenis kelamin perempuan, serta usia dua bulan 15 hari iti juga kondisinya secara umum sehat. 

Untuk bayi ketiga, sambung Edison, berjenis kelamin perempuan, dengan berat badan 3.280 gram, dan memiliki panjang 51 cm dan usianya 21 hari. Untuk bayi ketiga ini, kondisinya sangat sehat dan mendapat perawatan bersama bayi pertama dan bayi kedua di ruang Neo Nati.

Disinggung soal biaya perawatan empat bayi itu, Edison mengaku pihak RSUD dr Pirngadi Medan merawat secara sukarela, baik dari dokter atau perawat. 

RSUD dr Pirngadi Medan hanya memberikan perawatan kesehatan saja kepada bayi. Sementara untuk ketersediaan asupan gizi atau kebutuhan lainnya seperti susu, bedak, minyak angin dan keperluan lainnya, tidak ada anggaran khusus.

“Memang saat ini beberapa petugas RS masih memberikan bantuan tersebut, tapi kita sangat mengharapkan adanya bantuan dermawan untuk membantu bayi. Kita akan menerima bantuan yang diberikan dengan besar hati, " kata Edison.

Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan, Armansyah Lubis yang sempat melihat bayi itu di RSUD dr Pirngadi Medan, mengakui jika terhadap pembiayaan empat bayi itu, juga bukan merupakan tanggung jawab mereka. Terkait kasus itu, pihaknya hanya memberi rekomendasi saja.

"Anggaran perobatan dan biaya lain tidak sama kita, kalau sudah diserahkan ke kita, akan dibawa dan kita titipkan di Pantai Asuhan. Kalau anggaran, biasa di Dinas Kesehatan tapi memang harus ada rekomendasi kita juga, " ungkapnya singkat. 

Sebelumnya, sindikat penjualan bayi berhasil dibongkar Polres Pelabuhan Belawan, Selasa (6/12). Ayen (35), warga Komplek Bumi Marelan, Kecamatan Medan Marelan, dan Lina br Manurung (40), warga Jalan Brigjen Katamso, ditangkap petugas bersama empat orang bayi.(ain/ila/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Biang Keladi Curanmor Bersembunyi di Perumahan Elite


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler