Bayi TKI di Luar Nikah Meningkat 273 persen

Segera Bangun RPA TKI Permanen

Senin, 27 Desember 2010 – 06:58 WIB

JAKARTA -- Data baru kembali dirilis Badan Nasional Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) seputar kondisi terbaru buruh migran nasionalHasil pantauan selama 2010 menyebutkan bahwa jumlah bayi TKI yang membawa pulang bayi hasil hubungan gelap di luar negeri dalam setahun terakhir melonjak tajam menjadi 273,7 persen

BACA JUGA: Keluarga Abu Tholut Tuntut Rp8 Juta Dikembalikan

Dari 19 orang pekerja migran pada 2009 menjadi 71 orang TKI yang membawa pulang bayi ke Indonesia
Jumlah TKI yang hamil setelah kembali ke Tanah Air juga bertambah 8,1 persen dari 197 orang pada tahun lalu menjadi 213 orang TKI wanita yang hamil pada 2010.

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh

BACA JUGA: Jika Suap Terbukti, Pilkada Lagi

Jumhur Hidayat mengatakan jumlah tersebut dikhawatirkan terus bertambah apabila para TKI tidak dibekali dengan keterampilan dan kekuatan mental
Apalagi, lanjutnya, masih relatif banyak TKI wanita yang terpaksa membawa anak dari hubungan gelap sejak di Tanah Air dan saat bekerja di luar negeri, karena paksaan dengan para majikan, oknum di penampungan TKI atau kekasih mereka selama kerja.

"Antisipasi dini harus dilakukan sebelum para TKI wanita itu berangkat kerja ke luar negeri, baik dalam bentuk pemberian keterampilan yang memadai dan juga berbagai informasi pendukung selama mereka bekerja," kata Jumhur jelang acara nonton bareng final piala AFF di penampungan TKI PT Grahatama Indokarya di Ciracas, Jaktim kemarin (26/12).

Jumhur menuturkan setiap empat hari sekali, seorang TKI yang baru pulang dari negara tempatan melalui Gedung Pendataan Kepulangan (GPK) TKI Selapajang Tangerang, Banten terdeteksi membawa anak hasil hubungan gelap di tempat kerjanya

BACA JUGA: Stop Bayar Tenaga Honorer

Data yang dimiliki BNP2TKI ini diduga belum merupakan data yang sebenarnya karena banyak juga TKI hamil atau membawa bayi yang memilih pulang dengan penerbangan reguler dan tidak melapor"Itu dilakukan karena faktor malu dan maaf ada juga yang berniat menjual bayinya sesampainya di Indonesia," kata dia.

Selain itu, dia menambahkan dalam dua hari sekali selalu ada TKI yang pulang ke Tanah Air melalui GPK TKI dalam keadaaan berbadan dua alias hamil tanpa menikahSaat ini, Rumah Peduli Anak (RPA) TKI yang berada di dekat GPK Selapajang mengasuh lebih dari 10 bayi yang ditinggalkan para TKI bermasalah.

Jumhur memaparkan bagi TKI yang pulang sudah membawa anak dari tempat dia bekerja tidak semuanya mau membawa anaknya ke tempat tinggal mereka di kampung halamanBahkan, ada TKI yang menitipkan anak hasil hubungan gelapnya di tempat mereka di panti asuhan atau sanak saudaranya dan ada yang sengaja meninggalkannya begitu saja di GPK TKI di Selapajang"Melihat kondisi itu, maka pemerintah harus mengupayakan penyelesaiannya dengan pelatihan dan mempersiapkan calon TKI, serta membuat tempat penampungan bagi anak-anak TKI yang lebih layak," tutur Jumhur.

Selama ini RPA TKI didirikan di sebuah rumah kontakan yang berlokasi di perkampungan padat penduduk di belakang bandara Soekarno-HattaKarena itu sebagai langkah perbaikan, BNP2TKI bekerja sama dengan Yayasan Puri Cikeas dan Gerakan Nasional Kesejahteraan Sosial (GNKS) akan mendirikan RPA TKI permanen.

Sejumah lembaga itu kini getol mengumpulkan dana yang ditargetkan Rp1,5 miliar untuk membangun rumah penampungan yang memadaiMenurut Ketua RPA TKI Soeryo Poetranto, dana sebanyak itu akan dipergunakan untuk membangun gedung RPA TKI permanen agar agar anak-anak yang ditinggalkan oleh para pekerja bermasalah setelah bekerja di luar negeri dapat dirawat dengan baik"Dana tersebut akan digunakan untuk pembebasan lahan dan mendirikan bangunan rumah sederhana disesuaikan dengan sarana pembentukan karakter anak," kata Soeryo.

Dalam malam pengumpulan dana terakhir yang dilakukan pada Kamis (23/12) silam panitia telah mengumpulkan dana Rp 773.660.350 yang dihimpun dari perorangan maupun lembagaKetua RPA TKI Soeryo Poetranto mengatakan dana yang terkumpul itu akan digunakan untuk membangun Rumah Peduli Anak TKI di kawasan Cikeas, Nagrak, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat dengan luas 1.000 meter persegiDi samping itu, di kompleks RPA TKI juga akan dibangun PuskesmasJadi, jika ada anak TKI yang sakit bisa langsung berobat ke dokter terdekat"Walau dana ber terkumpul separuh, tapi rencananya kami akan melakukan peletakan baru pertama di awal bulan Januari." Kata Soeryo.

Bagi yang ingin membantu pembangunan RPA TKI ini bisa menyalurkan melalui rekening Yayasan Kepedulian Sosial Puri Cikeas, di Bank Bukopin nomor rekening 1.018.990.010Sedangkan bukti transfer bisa di fax ke Kantor Yayasan Puri Cikeas di 021-8249-5212(zul)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Puluhan Ribu Honorer Tertunda jadi PNS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler